Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Semua Melawan Propaganda ISIS

Diperbarui: 14 Mei 2018   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim.pada usia 35 tahun, kota  mekkah dilanda banjir, Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang  dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi.  Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur  bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan  menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah  penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh  Malaikat Jibril.

 Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara  diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai  "as-Sabiqun al-Awwalun (Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)"  dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Sekelumit sejarah Islam yang kita pelajari sejak sekolah dasar ini menanamkan sebuah keyakinan adanya sang pencipta dan mengajarkan umat muslim menyembah sang penciptanya. Dalam sejarahnya, Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw.  dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas.  Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan  Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di  bawah penguasaan Islam.

Kala itu, Nabi dan pengikutnya berperang melawan kaum kafir, kaum penyembah berhala, namun 15 abad kemudian dalam NKRI, sekelompok orang  yang menyebut dirinya kaum Islam melakukan pengeboman, melakukan teror, memerangi siapakah mereka?

Banyak  yang mengatakan bahwa yang muncul ke permukaan yang menjadi fenomena  sekarang ini seperti halnya meledakan bom bunuh diri, dan berlanjut menjadi sebuah permasalahan pelik, merupakan  suatu usaha yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menghancurkan umat  Islam di Indonesia, bisa saja melalui pesantren, kelompok keagamaan yang disusupi oleh faham ISIS.  Seandainya, argumentasi ini benar, wajar bagi umat  Islam untuk menjadikan pihak-pihak yang terkait dengan gerakan tersebut  sebagai ancaman serius yang selalu harus diwaspadai.

Kita tengok kisah dari dua wanita Indonesia, Leefa dan Nur, yang pulang setelah bergabung dengan ISIS dapat memberikan beberapa petunjuk. Keduanya mengatakan mereka terbang ke Raqqa setelah melihat foto dan  video Negara Islam tersebut di internet. Leefa mengatakan bahwa dari  video itu ia membayangkan ISIS sebagai tempat yang lebih layak untuk  ditinggali. ISIS telah menggunakan propaganda penuh fantasi yang menggambarkan  Negara Islam tersebut sebagai sebuah wilayah yang penuh kebahagiaan  melalui media sosial untuk mendapatkan pendukung.

ISIS mengembangkan khayalan tentang negara Islam melalui tujuh tema,  yaitu agama, kegiatan perekonomian, pemerintahan, keadilan, kehidupan  sosial, perluasan, dan alam. ISIS membangun narasi bahwa negara Islam mereka memiliki sistem  pemerintahan efektif yang dilengkapi dengan fasilitas sosial yang baik  dan perekonomian yang maju. ISIS juga menyatakan bahwa “negara” mereka  merupakan satu-satunya pelaksana agama Islam sejati. Mereka  menggambarkan narasi ini melalui video yang menunjukkan gambar orang  bersama-sama melakukan kegiatan keagamaan, seperti berdoa dan berbuka  puasa.

Methode yang mirip dilakukan Oleh Adolf Hitler untuk menghancurkan tentara Russia dari dalam dengan menyebarkan poster2 propaganda betapa nilmatnya menjadi tawanan terntara jerman yang ramah dari pada harus bertempur. Methode propaganda Nazi ini berhasil menciptakan pertikaian di antara orang-orang Rusia, Ukraina, Baltik, dan Belarusia. Apa yang dilakukan oleh Nazi tersebut merupakan sebuah kebohongan dalam taktik mengalahkan lawan.

Kembali kepada kisah Leefa dan Nur sesungguhnya telah menggambarkan kebohongan ISIS dalam merekrut pengikut, namun ada satu hal yang dapat dipetik, faktor ekonomi dan fantasy merupakan methode yang ampuh dalam merekrut pengikut ISIS.

Kalau memperhatikan debat kontestan perebutan kedudukan politik methodenya boleh dikatakan sama, memberikan harapan kemakmuran bagi rakyat untuk memperoleh simpati atau mendulang suara. Juga mengangkat keberhasilan pembangunan secara sistematis melalui media sosial paling tidak dapat dapat mengcounter propaganda ISIS.

Tapi sayangnya korupsi dan penyalah gunaan wewenang masih menggurita sedemikian rupa pada semua lini, seringnya OTT KPK menggambarkan betapa sulitnya mendobrak lingkaran setan korupsi dan penyalah gunaan wewenang tersebut.  Apalagi dengan kemudahan akses menyampaikan pendapat, terlalu mengangkat keberhasilan dapat menjadi bumerang. Makin banyak yang memuja, makin banyak yang menjatuhkan adalah hal yang lumrah dalam persaingan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline