Lihat ke Halaman Asli

Korea, Bangsa Aduan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adalah bangsa Jepang yang menjadikan negara semenanjung Korea bagian dari persemakmuran timur raya yang menjadikan negara ini terpecah pasca kekalahan Jepang oleh tentara sekutu pada PD II. Kekaisaran Jepang pada tahun 1897  berhasil mengalahkan kekaisaran Korea yang dipimpin oleh Kaisar Gojong menempatkan korea sebagai negara protektorat Jepang dan menganeksasinya pada tahun 1910. Korea dan Taiwan dianggap sebagai wilayah kekaisaran Jepang dalam sebuah negara persemakmuran Timur Raya, melalui perintah gebernur jendral Minami Jiro, Jepang memaksa bangsa Korea untuk merubah kebudayaan, bahasa dan bahkan nama menjadi  Jepang. Akibat pembunuhan karakter bangsa korea oleh bangsa Jepang tersebut banyak kaum intelektual Korea yang melarikan keluar negeri membentuk pemerintahan pengasingan antara lain Kim Il Sung yang berhaluan Komunis dan Shyngman Rhee yang nasionalis.

Berakhirnya PD II dengan takluknya tentara Jepang setelah Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh angkatan udara Amerika Serikat, negara korea yang semula dianeksasi jepang secara otomatis jatuh ketangan kekuatan sekutu. Kesepakatan2 negara sekutu tanpa melibatkan bangsa korea membagi wilayah semenanjung korea menjadi 2 wilayah, utara dibawah Uni Soviet dan Selatan dibawah kekuasaan Amerika Serikat. Dua korea dimerdekakan, utara dibawah pimpinan Kim Il Sung yang pro komunis, Selatan dibawah pimpinan  Shyngman Rhee yang nasionalis. Dua blok dunia, Blok Timur yang dikonmadani oleh Uni Soviet dan Blok Barat yang dikomandani oleh Amerika Serikat menjadikan bangsa Korea sebagai ajang adu prestise. Perang Korea tahun 1950 s/d 1953 tidak lain merupakan perang dua blok dunia itu dengan korban jiwa bangsa korea mencapai 3 juta jiwa.

Sudah lebih dari 100 tahun sejak ditaklukannya kaisar Gojong, bangsa ini tidak terlepas lagi dari pengaruh kendali bangsa asing. Bangsa yang temperamental ini tak pernah terjadi kata damai antara sesama saudara sebangsa. Utara yang berhaluan komunis memaksa rakyatnya dalam sebuah kendali penguasa yang selalu siap berperang, selatan yang lebih maju secara ekonomi juga tidak terlepas dari kendali militer dan ekonomi oleh Amerika Serikat melalui peluang ekonomi yang diberikan kepada negeri ini.  Korea selatan tumbuh menjadi negara Industri yang meringankan beban militer Amerika Serikat dalam ajang adu prestise. Namun pasca prestroika Mikail Gorbachev yang akhirnya membuat bubar negara Uni Soviet, Amerika Serikat secara leluasa menjadi polisi dunia.  Berakhirnya perang dingin antara kekuatan komunis dan liberal, untuk mempertahankan hegemoninya, Amerika Serikat menjadikan Korea Selatan sebagai triger perang baru, yaitu perang ekonomi. Adalah George Soros yang memperingatkan kepada pemerintah Indonesia pada waktu itu bahwa krisis moneter korea selatan dapat mempengaruhi ekonomi negara2 asia pasifik. Namun, Indonesia dibawah Suharto menampik peringatan Soros tersebut, dalam suatu saat Suharto menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa ekonomi Indonesia mempunyai pondasi sang kokoh. Nyatanya, bermula dari krisis moneter di Korea Selatan yang diawali dengan bangkrutnya raksasa industri otomotive korea selatan, gejolak moneter itu akhirnya melanda Indonesia yang berujung dengan lengsernya Suharto.

Perang Korea yang terjadi saat ini apakah akan mempengrauhi ekonomi Indonesia ?. Agaknya tidak, sebab industri Indonesia yang pada waktu lalu hanya industri assembling yang lebih banyak bergantung dari bahan baku import kini telah banyak yang menjadi besi tua.  Pengalaman krisis moneter 1998 yang membuat sektor agrobisnis mengalami booming membuat investor banting stir menekuni agrobisnis dan bahan tambang. Tak pelak lagi, sektor tambang yang menjanjikan membuat pengerukan hasil alam Indonesia dilakukan secara besar2an serta konversi hutan menjadi lahan perkebunan yang menyempitkan hutan Indonesia. Eksport asap menjadi santapan negara tetangga akibat pembukaan lahan dengan cara mudah, main bakar. Boikot CPO sudah terjadi karena alasan lingkungan.

Sebaliknya negeri china lolos dari krisis moneter, tumbuh menjadi raksasa ekonomi dunia membuat Amerika Serikat ketar ketir karena ekonominya yang makin terpuruk. Permintaan Amerika Serikat agar China mengendalikan mata uangnya untuk menahan laju perdagangan sesungguhnya menggambarkan industri amerika sedang terancam oleh produk china. Dari perang dagang antara china dan amerika serikat, korea dimanfaatkan sebagai  ajang adu kekuatan.  Bangsa yang sudah lama tidak merasakan kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya itu harus berperang lagi layaknya ayam aduan.   SBY patut tersenyum, bangsa indonesia tidak dikendalikan oleh bangsa lain, Belanda yang memanfaatkan RMS sebagai ajang politiknya disikapi oleh SBY dengan membatalkan kunjungannya kenegeri kincir angin tersebut. Namun sayangnya SBY belum mampu memuaskan hati rakyat karena banyak korupsi. Sementara lapangan kerja tidak berkembang, bangsa kita yang mencari nafkah dinegeri orang harus mengalami siksaan yang tidak manusiawi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline