Lihat ke Halaman Asli

UFO, Misteri Sepanjang Zaman (3)

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_93466" align="alignleft" width="300" caption="Teori evolusi yang dipertentangkan"][/caption]

Menengok sejarah peradaban bangsa Indonesia, adalah Eugene Dubois yang memulai penelitian sejarah perkembangan kehidupan manusia Indonesia pada tahun 1891. Selanjutnya penelitian manusia Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa terutama sepanjang aliran sungai bengawan Solo menyimpulkan adanya kehidupan manusia prasejarah yang hidup antara 2 juta sampai 1 juta tahun lampau yang disebut Phitecantropus Erectus yaitu kelompok mahluk yang sudah berjalan tegak yang hidup dengan instingnya. Selanjutnya ditemukan pula kelompok kehidupan mahluk yang lebih mempunyai kemapuan perfikir dengan melihat fosil tengkorak yang mempunyai ruang lebih besar yang disebut Megantropus Erectur hidup sampai dengan 1 juta tahun yang lampau. Demikian juga, penelitian menyimpulkan adanya kelanjutan kehidupan manusia yang lebih modern hidup dalam kurun waktu 50.000 tahun sampai 15 000 tahun yang lalu.

[caption id="attachment_93552" align="alignright" width="249" caption="Mnusia Purba"][/caption]

Mengutip pendapat pakar arkeologi Mexico, Francisco M Calvan yang mengatakan bahwa kehidupan manusia prasejarah nampak lebih menyerupai kehidupan manusia moderen daripada sebagai penghuni gua yang primitif sederhana dan kompleks, lembut dan mewakili zaman, menawan hati dan gaib, suatu ekspresi bagaimana cara mereka memandang dunia, cara-cara bertanya, menyembuhkan, berkomunikasi dan menghitung, serta fungsi-fungsi lain yang mungkin sudah disempurnakan, tetapi itu juga menjadi bahan yang menawarkan lebih banyak persoalan dari pada solusi-solusinya untuk dipelajari.  Bayangkan seandainya Bumi mengalami sebuah bencana alam yang terjadi di seluruh belahan planet ini, yang barangkali dikarenakan tertabrak sebuah asteroid (batuan angkasa yang mengorbit matahari). Planet kita akan terguncang akibat tumbukan itu, sehingga menghasilkan gelombang pasang yang sangat hebat (tertinggi dari yang pernah kita lihat) yang mana akan menyapu habis 80 persen peradaban yang ada.  cerita fiksi tentang kehancuran peradaban karena bencana alam seperti itu sudah banyak kita ketahui seperti Domsday 2012 yang berbasis pada ramalan bangsa maya. Adalah sebagai pengingat bagi kita semua bahwa sesungguhnya manusia sangat kecil dibandingkan dengan kekuatan alam atau kehendak yang mahakuasa.

[caption id="attachment_93557" align="alignleft" width="300" caption="Senjata penghancur makin banyak diproduksi...."][/caption]

Namun sebaliknya kita lihat dalam kehidupan dunia saat ini, manusia saat ini sudah mampu membuat senjata penghancur massal yang sangat dahsyat. Menyerahnya jepang dari tentara sekutu tersebut taklain antara lain karena kehancuran 2 kotanya Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom yang dijatuhkan dari pesawat pembom Amerika Serikat. Kita menjadi lupa dengan kekejaman bala tentara Dai Nippon selama mengusai negeri ini dengan melihat penderitaan manusia yang terkena dampak bom atom itu.

Apa akibatnya jika senjata pemusnah masal tersebut digunakan lagi akibat pertentangan antar umat manusia ?.  Maka sebagian besar warisan teknologi moderen akan musnah demikian juga segala sesuatu yang terkena dampak senjata nuklir itu. Dan andaikan ada yang masih tertinggal, walaupun hanya sedikit itu akhirnya juga akan rusak seiring dengan berjalannya waktu, sehingga sudah tidak dapat dikenali lagi.  Setelah kabut sirna dari skenario penghancuran, kita akan mendapatkan hanya sedikit orang yang selamat – sejumlah kecil individu-individu yang pada akhirnya memulai suatu siklus peradaban manusia yang baru.

[caption id="attachment_93558" align="alignright" width="216" caption="30.000 tahun yang lalu ada kehidupan seperti ini ?"][/caption]

Maraknya penelitian tentang asal usul kehidupan manusia bukan hanya terjadi di Indonesia yang dipelopori oleh  Eugene Dubois itu, dibelahan dunia lain banyak dilakukan penelitian arkeologi serupa yang satu sama lain saling melengkapi.  Pada 1937 para ahli arkeologi Eropa telah menemukan batu-batu pahatan yang memberi tantangan langsung atas pemahaman kita tentang sejarah manusia. Di dalam gua-gua Lussac-les-Châteaux, batu-batu pahatan yang ditemukan itu ternyata telah dibuat 15.000 tahun yang lalu yang telah mengungkapkan hal-hal diluar prasangka kita: lukisan-lukisan grafis dari orang-orang yang memakai sepatu, celana panjang, kemeja dan topi.

“Setelah ditemukannya batu-batu pahatan di Lussac-les-Châteaux itu, prasejarah mempunyai sebuah sisi baru, sebuah arti baru, tabir kegelapan masa lampau tersingkap, dan ‘kain usang kasar’ yang sebelumnya dipakai nenek moyang kita untuk menutupi diri mereka telah mereka campakkan saat itu,” kata mendiang Robert Charroux, seorang ahli arkeologi dan peneliti yang membaktikan karirnya untuk mengungkap cerita sebenarnya dari sejarah manusia.

Gambar-gambar pahatan ini merupakan sebuah kesaksian tentang teknologi dan pakaian yang disukai “manusia prasejarah.” Kalangan ilmuwan internasional sangat terkejut dan terheran-heran ketika pada 2002 dipastikan bahwa wajah-wajah yang dilukis di gua-gua La Marche bukanlah pemalsuan dari jaman kini, tetapi itu merupakan catatan-catatan resmi sejarah yang menyatakan tanpa keraguan bahwa ternyata manusia prasejarah tidak memiliki adat membalut tubuh dengan kulit binatang dan rambut kusut seperti yang telah dinyatakan oleh para ahli antropologi moderen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline