Lihat ke Halaman Asli

Sidak, Cara Konyol Membangun Citra

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wuih...wuih...wuih..... ada di TV, LP khusus Pondok Bambu ternyata mewah sekali, penjara termewah didunia, ada donatur rupanya. Siapapaun akan betah dipenjara, dari pada susah2 cari duit dialam bebas, mendingan dipenjara saja, tempatnya mewah, punya dayang2.........makan eeeuunaak. Tapi sayangnya itu buat yang punya duit banyak.

Tapi diblok lain, manusia seperti ikan asin ya, dikurung dibarak sel, padat manusia. Ayam saja dalam satu kandang dibatasi agar dapat tumbuh sehat, makannya diberi yang berkwalitas agar cepat besar. Lha ini kan manusia, manusia yang katanya punya salah, tetapi perlakuannya lebih buruk dari ayam. Apa karena ayam laku di jual sehingga manusia salah diperlakukan seperti itu.

Kita yang hidup di Indonesia ini sebaiknya jangan berbuat salah, berbuat salah berarti akan diperlakukan tidak manusiawi jika kita tidak punya uang atau tidak menghasilakan uang seperti ayam itu.

Perbedaan perlakuan manusia yang punya uang dan yang miskin dipenjarapun sangat terlihat diskriminasinya. Mengambil perbandingan dengan ayam bukan membandingkan antara manusia dan ayam, tetapi membandingkan perlakuannya, yang satu manusia yang menghasilkan maka perlu diberi keistimewaan dan dayang2nya. Sedangkan yang tidak punya uang, adalah manusia2 yang tidak perlu diurus seperti mengurus ayam sekalipun.

Petugas pemerintah akan merepresentasikan sikap pemerintah, artinya perlakuan terhadap orang miskin masih jauh dari manusiawi. Petugas pemerintah itu berasal dari masyarakat,  masyarakat yang masih memandang kemiskinan adalah hina. Kebiasannya dalam masyarakat itu rupanya terbawa didalam menjalankan tugasnya, uang itu sebagai penentu kemulyaan.

Sidak, sebagai upaya membangun citra juga tidak tepat, sidak hanyalah mengorbankan bawahan untuk menaikkan citra petingginya, tertama buat laporan 100 hari, antara lain sudah melakukan sidak yang fenomenal. Kalau memang pemerintah ingin memperbaiki negara, tentunya bukan dengan cara sidak tetapi dengan pertanggungan jawab.

Cara2 mengorbankan orang untuk kepentingan politik rupanya telah menjadi bagian dari para politisi kita, besok petugas lapas pondok bambu akan mendapat sangsi, korban demi mengangkat citra, padahal tanpa sidakpun masyarakat sudah tahu, memang seperti itu dari dahulu. Kalau pemerintah tidak tahu, itu omong kosong, memang dibiarkan untuk mencari keuntungan.  Demi mengangkat citra, sidak itu  perlu diexpose di TV ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline