Lihat ke Halaman Asli

M Jawahirun Nafis

Mahasiswa IAIN JEMBER

Berkah Kiai Menghantarkan ke Universitas Islam Negeri

Diperbarui: 29 Februari 2020   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disaat ada seorang santri yang dijenguk oleh sang ayahnya dari lampung timur ke jember tepatnya di bulan januari 2018, disitu ayah dari salah satu santri datang tuk menjenguk putranya yang ada di salah satu pondok pesantren yang ada di desa Dukuh Dempok Wuluhan Jember, lebih tepatnya di pondok pesantren "Bintang Sembilan" beliau menjenguk putranya dan ingin meminta izin kepada sang kyai agar putranya diizinkan untuk dapat pindah kepesantren impian putranya yang ada di Banyuwangi.

Pada saat sang ayah bertamu (sowan) ke rumah sang kyai (ndalem) sang ayah bertemu dengan sang kyai yang pada saat itu kyai lagi dalam keaadaan sakit, setelah masuk ke rumah kyai (ndalem) kemudian ayah tadi berbicara untuk meminta izin untuk memindahkan putranya kepondok pesantren impian putranya, tetapi jawab kyai dalam bahasa jawa "ojo dipindah sek, engko wae bene sek, ben arek.e ngatamke kitab ihya' ulumiddin disek, eman-emang lak ditunggal ora di khatamke"  begitulah kira-kira.

Sang ayahpun tidak bisa menolak "ooo..nggeh pun lak ngoten" saut sang ayah. Dan kemudian ayah tersebut pamit untuk keluar dari ndalem kyai dan menemui anaknya untuk menyampaikan bahwa dia belum boleh pindah dari oesantrenya, kata ayahnya "ya wes bene le, manut ae.." santri tersebut hanya bisa diam dan menerima kenyataan.

Setelah ayahnya kembali pulang ke lampung timur, santri tadi akan melaksanakan ujian nasional tingkat menengah atas,disalah satu sekolah menengah atas berbasis agama MA03 AL-MA'ARIF Wuluhan jember tepatnya di bulan maret 2018, diwaktu setelah pelaksanaan ujian nasional, kabar duka menyelimuti seluruh santri dan masyarakat sekitar lainya.

Ternyata sang kyai tadi meninggal dunia, rasa harupun langsung tak dapat terbendung, seluruh santri merasa sangat sedih merasa sangat kehilangan sosok yang mereka jadikan sebagai tokoh panutan didalam kehidupan, begitu juga dengan ala yang dirasakan oleh santri tadi dia juga merasa sangat kehilangan sekali,

Hari demi hari telah berlalu, dan rasa kehilangan masih sedikit menyelimuti hati santri tadi, kemudian santri tadi berangan-angan "kenapa beliau melarangku untuk pindah tetapi beliau malah meninggalkan ku" begitu kira-kira, santri tadi mencoba untuk bangkit kembali dan menerima apa yang ada.

Tak lama setelah kepeninggalan kyai, santri tersebut mempunyai inisiatif untuk sekedar mencoba-coba mendaftarkan diri untuk masuk kesalah satu perguruan islam negri yang ada dijember jawa timur, karena dia merasa tidak yakin terhadap kecerdasan yang dimilikanya "ahh...paling juga nggak keterima jadi mahasiswa aku" begitu kira-kira yang ada difikiranya, tetapi pada saat santri tadi mendaftar dan hari demi hari, santri itu tidak memfikirkan perihal kuliah tersebut, ternyata pas waktu pengumuman setelah ia cek, tak disangka ia lolos dan diterima dikampus tersebut,

Setelah tau kalau dirinya diterima dikamous tersebut santri ini bilang kepada orang tuanya, "apa boleh saya mengambil kuliah ini pak ?"

"Ya terserah, kalau pingin y ambil klau nggk mau ya terserah" saut sang ayah

Kemudian santru tersebut mengambil keputusan untuk mengambil kuliah, tetapi, bingungnya santri tersebut kalau kuliah nanti naik apa?
Sedangkan kalau mau pindah ke kost atau pondok wasiat dari kyai belum boleh,

Dan akhirnya dia menelfon orang tuanya dan membicarakan hal tersebut, al hasil orang tuanya mau dan menyanggupi untuk membelikan motor untuknya, tetapi " uang dari mana?" fikir santri tadi. Tak disangka tak lama setelah ia menelfon ia dikirimi uang untuk membeli motornya,
"Wes nggak usah difikir engko lak masalah biaya bapak karo ibu seng nanggung" bicara sang ayah saat menelfon"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline