Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kasih, Aku Sedang Merindu

Diperbarui: 14 Februari 2019   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Kasih, aku sedang merindu

Rindu ini tentang sebuah toko baju. Yang seingatku terletak dua blok dari persimpangan di sana. Mengilas balik ketika aku dan dia acap kali berselisih pilih. Dia yang akurat selalu mengalahkan inginku. Jujur, aku rindu dipilihkan baju olehnya.

Kasih, aku sedang merindu

Kali ini tentang semangkuk es campur selepas hiruk pikuk pasar pagi hari. Seketika aku lupa mana yang lebih  manis. Dua buah mangkuk di meja atau kenangan kami. Aku rindu perjalanan itu.

Kasih, aku sedang merindu

Rindu ini tentang toko kami ketika masih hidup. Disalah satu sisinya, ada sudut tempatku menjadi penjaga kedua setelah dia. Selagi dia sibuk dibelakang. Disana tempatku menghafal surat panjang pertamaku. Juga disana aku merasakan maag kejam yang membuat bantalku basah karena air mata.

Kasih, aku sedang merindu.

Aku rindu. Sangatlah rindu. Momen ketika kami bertiga naik podium demi sebuah potret abadi. Aku bertopi toga, dia yang berbatik dan dia yang berkebaya. Tergurat bahagia atas aku yang masih sebahu mereka. Persis ingat.

Bapak, ibu

Tak bisakah aku berhenti menua?

Aku ingin menyusut
Kembali seperti dulu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline