Lihat ke Halaman Asli

Peran Permainan Sosial untuk Si Kecil

Diperbarui: 28 Agustus 2018   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (thechampatree.in)

Pada masa kanak-kanak, bermain menjadi prioritas utama yang harus dipertimbangkan. Berbeda dengan orang dewasa yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan aktivitas yang mengarahkan pada prestasi atau pencapaiannya, pada anak usia dini justru bermainlah yang menjadi aktivitas utama mereka.

Seiring dengan perkembangan zaman, tentu sudah tidak janggal lagi bagi kita menjumpai anak usia dini yang sudah pandai bermain gawai. Memang zaman sekarang, anak lebih suka bermain dengan permainan yang terinstall digawainya daripada bersosialisasi sekaligus bermain dengan car "kuno" seperti bertahun-tahun silam.

Padahal, bermain gawai tidak dianjurkan bagi anak usia dini dikarenakan dampak negatifnya yang berlimpah.

Untuk itu, seyogianya anak membutuhkan aktivitas bermain yang "benar-benar bermain" supaya terhindar dari kecanduan gawai dalam kesehariannya. Permainan sosial (social play), misalnya.

______

Permainan sosial adalah permainan yang melibatkan interaksi anak dengan teman sebaya. Sederhananya, suatu kegiatan bermain dapat dikategorikan dalam permainan sosial jika itu menyangkut interaksi dengan teman atau lingkungan, serta cenderung melibatkan motorik baik itu halus maupun kasar. Contohnya : petak umpet, lompat tali, kucing-kucingan, dan lain lain.

Melalui permainan inilah anak bisa mendapatkan akses untuk menjaring teman sebaya serta mampu berinteraksi atau bersosialiasi dengan lingkungan dan lawan bermainnya.

Selain itu, permainan sosial juga dinilai mampu untuk mengembangkan kognitif sang anak. Pengembangan kognitif ini didasari dengan pengamatan anak terhadap sekitarnya, sehingga menciptakan pola pikir yang baru. Bisa juga dikarenakan keterlibatan anak dalam pengaturan atau penciptaan suatu permainan, bahkan pemecahan masalah sekalipun.

Nah, melalui permainan sosial inilah para orang tua juga dapat mengamati bagaimanakah perkembangan sosial-emosi sang anak, terutama ketika berinteraksi dengan teman sebaya atau orang yang lebih tua.

Perkembangan ini ditandai dengan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya, antara lain dapat menjalin pertemanan dengan baik, perubahan tingkah laku yang membaik, dan lain lain.

___

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline