Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Eksistensi Sukacita

Diperbarui: 24 Februari 2018   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pinterest.com | Matteo Angelotti)

Pagi itu, disebuah lorong.

Tanpa disangka dan tanpa diharap, sosokmu berhembus tepat dibelakangku

Meski hanya melihat punggung yang melangkah pergi, namun ku sudah cukup paham siapa empunya

Mau dilihat dari sisi dan porsi manapun,

Sudah terlalu sering punggungmu dan mataku beradu

"Hai, sudah lumayan lama ya."

Aku bercakap dengan sisa molekulmu yang pudar.

"Bagaimana kabarmu?"

Tidak ada jawaban

Beberapa detik kemudian, sosokmu menghilang di balik tembok depan sana

Katanya, kebetulan adalah nama lain dari takdir

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline