Lihat ke Halaman Asli

KASTRAT DEMA FEB UIN JAKARTA

KASPER (Kastrat in Paper)

Teruzan Suez Macet, Stabilitas Perekenomian Dunia Terganggu

Diperbarui: 4 Juni 2021   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kapal Evergiven yang kandas di Terusan Suez akibatkan kemacetan parah. Sumber: CNBC Indonesia

Badai pasir dahsyat yang melanda wilayah terusan Suez dan sebagian Kawasan Timur Tengah pada Selasa 23 Maret 2021 mengakibatkan sebuah kapal kandas, Kapal tersebut adalah MV Ever Given yang memiliki panjang 400 meter dan berbobot 200.000 ton serta termasuk dalam kategori mega-ship. Kapal berbendera Panama ini dioperasikan oleh Evergreen Marine Corp yang merupakan perusahaan transportasi dan peti kemas asal Taiwan. Kapal berbendera Panama yang memiliki lebar 59 meter ini terjebak sekitar pukul 05.40 GMT di dekat ujung selatan kanal dan secara diagonal memblokir Terusan Suez, kesalahan teknis dari manusia dan faktor badai dikatakan menjadi faktor utama tersangkutnya kapal mega ship ini di terusan Suez.

Terusan Suez merupakan sebuah kanal atau saluran kapal yang terletak di Mesir. Terusan Suez menghubungkan pelabuhan Said di Laut Tengah dan pelabuhan Tewik di Laut Merah. Terusan Suez merupakan sebuah kanal dengan jalur terbuka yang lurus tanpa kunci sepanjang 193 kilometer. Pembangunan terusan suez sendiri diprakarsaai langsung oleh Napoleon Bonaparte dan diselesaikan oleh Ferdinand de Lesseps dan para insyinyurnya dengan sistem kerja paksa yang pada saat itu memanfaatkan tenaga dari rakyat miskin dengan gaji yang kecil dan ancaman kekerasaan yang banyak menelan korban.

Atas kejadian tersebut Ferdinand de Lesseps dan perusahaan mulai memutar otak. Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk memanfaatkan sejumlah kapal keruk bertenaga batubara dan bertenaga uap untuk proses pembangunan. Terusan suez sempat di tutup pada saat terjadi perebutan perang dari negara mesir dan negara prancis pada saat itu, yang dimana negara prancis yang memprakarsai dan membangun di tahun 1859, namun karena letak geografis berada di wilayah kekuasaan mesir,maka pada saat itu mesir ingin mengambil alih dan sempat terjadi perang. Antara negara mesir dan prancis dan negara tetangga mesir yaitu israel. Pada akhirnya PBB turun tangan untuk intervensi menyelesaikan kasus perang dalam upaya perebutan wilayah terusan suez. Dan pada akhirnya di buka kembali di tahun 1975 setelah Mesir dan Israel menandatangani perjanjian diplomatik, kanal itu dibuka kembali untuk perdagangan.

Peran Sentral Terusan Suez bagi perdagangan global

Terusan Suez memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi perekonomian Internasional sehingga dikatakan negara yang menguasai terusan ini merupakan negara yang dapat memegang perdagangan dunia. Setiap tahunnya ribuan kapal melintasi terusan suez guna menistribusikan pasokan dunia ke berbagai negara. Terusan suez memiliki peran yang sangat penting bagi dunia karena lokasinya yang sangat strategis. Kanal ini adalah satu-satunya tempat yang menghubungkan langsung perairan Eropa dengan Laut Arab, Samudra Hindia, dan negara-negara di Asia Pasifik, tanpa Terusan Suez, kapal-kapal yang melakukan perjalanan di antara bagian-bagian dunia tersebut harus melintasi seluruh benua Afrika, menambah biaya yang besar dan secara substansial memperpanjang waktu perjalanan mereka. Solusi untuk masalah itu tampaknya sulit dipahami selama berabad-abad, sampai jalur air sepanjang 120 mil yang berharga dibangun sebagai alternative menuju ke Mesir dan ke Laut Merah. Terusan ini dibangun selama satu dekade di pertengahan abad ke-19. Laman BBC menuliskan, sekitar 12% perdagangan global melewati terusan Suez, membawa barang senilai lebih dari 1 triliun dolar AS dalam setahun. Sekitar 50 kapal per hari, membawa total kargo senilai 3 miliar dolar AS hingga 9 miliar dolar AS , akan melakukan perjalanan ke utara atau selatan antara pelabuhan Suez dan Port Said.

Dampak akibat macetnya Terusan Suez bagi perdagangan global

Dikutip dari laman tirto.id bahwa Kapal Ever Given yang terdampar di terusan Suez membawa hingga 20.000 kontainer berukuran 20 kaki, selain itu ada sekitar 16 kapal tanker bahan bakar yang menunggu antrean di belakang kapal Ever Given untuk melewati terusan Suez. Ketua Otoritas Terusan Suez Osama Rabie mengatakan pada hari Rabu (31/3/2021), kerugian dan kerusakan dari penyumbatan jalur akibat Ever Given bisa mencapai sekitar US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,5 triliun (kurs Rp 14.500). Hal tersebut dia ungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Sada El-Balad TV Mesir. Jonathan Owens, spesialis logistik di University of Salford Business School, mengatakan, barang dagangan senilai 3 miliar dollar AS (Rp 43,22 triliun) biasanya melintasi Terusan Suez setiap hari. Hal lain yang terjadi akibat tertutupnya jalur Terusan Suez oleh kapal ever given adalah melonjaknya harga minyak mentah. Melansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei meningkat US$2,62 atau 4,2 persen menjadi US$64,57 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik US$2,41 atau 4,1 persen menjadi US$60,97 per barel di New York Mercantile Exchange. Secara akumulasi, harga Brent naik 0,1 persen pada minggu lalu. Sedangkan WTI turun 0,7 persen. 

Harga minyak juga mengalami rebound pada akhir pekan lalu karena kekhawatiran gangguan pasokan setelah kapal kontainer raksasa menghalangi arus lalu lintas di Terusan Suez. Padahal sebelumnya, pasar sudah mempertimbangkan gangguan pasokan akibat rencana penutupan (lockdown) di Benua Biru sejalan kenaikan kasus covid-19. Menurut data Kpler, tercatat ada volume minyak sebanyak 1,74 juta barel per hari (bph) dari total 39,2 juta bph yang melalui jalur Terusan Suez pada 2020. Data lain mencatat ada 1,54 juta bph produk sulingan yang melalui jalur tersebut atau setara 9,0 persen dari produk minyak global. Sementara pada akhir pekan lalu, setidaknya ada 10 kapal dengan muatan 10 juta bph yang menunggu di Terusan Suez untuk bisa melalui jalur tersebut. Sejalan dengan kemacetan di Terusan Suez, tarif pengiriman mulai naik dua kali lipat. Di lansir oleh www.aljazeera.com bahwa kenaikan harga minyak mentah selain daripada terhambatnya Terusan Suez juga diakibatkan oleh aksi jual yang mendorong harga ke level terendah sejak awal Februari.

Di sisi lain, harga minyak juga terangkat risiko geopolitik di Timur Tengah atas kelanjutan penyerangan di fasilitas minyak Saudi Aramco. Selain itu, harga minyak juga mendapat pengaruh dari kebijakan OPEC+.Goldman Sachs memperkirakan OPEC+ akan mempertahankan tingkat produksi dengan kenaikan 3,4 juta bph sampai September 2021. Dampak lain dari macetnya Terusan Suez bukan hanya berdampak pada dunia,hal itu dapat berimbas kepada pelayan di Indonesia apabila tidak ceoat terurai. 

Kapal Evergiven kembali berlayar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline