Di Jakarta, pada sebuah rapat Asosiasi Pustakawan Indonesia seorang Pejabat sedang memberikan pengarahan mengenai perpustakaan.
"Para Pustakawan yang terhormat, tahun lalu perpustakaan kita sepi pengunjung, dikarenakan..."
"PNS" terdengar suara orang menyahut
"Bukan soal PNS atau tidak," Pejabat itu melanjutkan "tapi Pustakawan kita memang kurang profesional."
Beberapa hari kemudian, pejabat itu memberi pengarahan pada para Pustakawan di Bandung.
"Para Pustakawan yang terhormat, tahun lalu perpustakaan kita tidak laku, karena..."
"PNS" seseorang menyahut
"Bukan, melainkan karena kualitas/ mutu koleksi bukunya rendah."
Akhirnya, pejabat itu tiba di Yogyakarta.
"Para Pustakawan yang terhormat, tahun ini mungkin perpustakaan kita akan tetap sepi, karena..."
"PNS...!!!" terdengar jawaban kompak hadirin
Pejabat itu mulai naik pitam.
"Mengapa dimana-mana PNS dipersalahkan?" katanya.
Lalu seorang peserta memberanikan diri mengutarakan pendapat.
"Kami dengar ada isu, setiap calon PNS diharuskan membayar Rp 250 juta untuk menjadi PNS,"
"Ya, itu benar." Jawab sang Pejabat.
"Nah, itulah maksud kami. Daripada mengelola perpustakaan, bukankah lebih baik kita mengelola calon PNS?" ujar Pustakawan itu bertanya.
Nb: Perpustakaan seringkali menjadi tempat yang penuh dengan "air mata" dan bukan "mata air"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H