Keterlambatan penerbangan menjadi tidak masalah bagi sebagian orang, mereka menikmati kekosongan waktu dengan bercakap-cakap dengan mitra seperjalanan. Seorang yang berprofesi sebagai Dosen di Singapura, seorang Guru berkebangsan Malaysia, dan seorang Pustakawan (bekerja di perpustakaan) asal Indonesia bertemu di ruang tunggu bandara Soekarno-Hatta. Kebetulan mereka sama-sama menunggu penerbangan yang tertunda ke Pulau Dewata.
Sepanas siatuasi politik luar negeri ketiga negara tetangga, mereka saling membanggakan pembangunan di negaranya. Sang Dosen dari Singapura mengatakan "Kami membangun sumber daya manusia di negeri kami hingga melampaui Amerika dan Eropa. Perpustakaan negara kami sangat maju. Setiap mahasiswa di Singapura belajar sangat keras dan semuanya sukses." terangnya bangga.
"Semua sekolah di Malaysia sudah berstandar internasional, guru digaji sangat tinggi oleh negara dan setiap guru di Malaysia memiliki pembantu rumah tangga asal Indonesia." sahut sang guru berkebangsaan Malaysia tak mau kalah.
"Kami, perpustakaan di Indonesia cukup hanya perlu menyediakan buku-buku politik saja. Itupun sudah cukup membanjiri negara Anda sekalian dengan impor sumber daya manusia buatan negara kami." jawab Pustakawan asal Jakarta itu bagaikan diplomat.
www.perpustakaan.kemenkeu.go.id / www.perpustakaan.depkeu.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H