Lihat ke Halaman Asli

Senyummu Itu

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyumnya yang ramah selalu membuat orang-orang disekitarnya merasa bahagia. Tatapan mata yang tajam namun cerdas seolah menyiratkan kepribadiannya yang mantab sebagai seorang pimpinan. Gaya berjalan yang elegan itu terasa sangat santai serta berwibawa. Ya, dia adalah Sri Mulyani Indrawati.

“...Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan...”, cuplikan dari Surat Al Insyiraah ini adalah salah satu nasehat yang beliau sampaikan beberapa bulan yang lalu pada saat pembekalan CPNS Kementerian Keuangan 2010.

Tidak bisa dipungkiri bahwa siapapun pasti mendambakan hidupnya selalu dalam kemudahan. Bagi mereka yang pada saat ditimpa kesulitan tetap tabah, ikhlas dan tulus sepenuh hati serta selalu menganggapnya sebagai pelajaran, peringatan juga motivasi hidupnya, maka sesungguhnya mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda. Bila  kemudahan telah datang menghampirinya seakan-akan dalam hidupnya mereka tidak pernah terjadi kesulitan, melainkan hanya ujian yang dinikmati dan dilanjutkan dengan kemudahan yang sesungguhnya.

Suatu masalah itu jika menyempit, maka tabiatnya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah sunnah kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwa kita untuk meridhoi kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Tak perlu dijelaskan arti sebuah kesulitan atau kegagalan, tapi ayat diatas cukup untuk memotivasi kepada kita agar selalu tetap semangat menghadapi setiap masalah. Karena sesungguhnya,pertolongan Allah itu dekat. Siapa tahu justru kesulitan itulah yang menuntun kita ke sukses lain yang lebih besar.

Kesulitan pasti ada. Dalam hidup ini, kesulitan adalah bagian dari kehidupan yang tak terpisahkan. Allah telah menciptakan segala yang ada berpasangan. Ada malam ada siang. Ada tinggi ada rendah. Ada kemudahan ada kesulitan.

Karena kesulitan tak mungkin terelakkan, kita dituntut untuk mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Tidak sedikit yang sukses keluar dari kesulitan yang terjadi. Tetapi juga tidak jarang yang jatuh terjerembab dalam kesulitan yang lebih rumit. Ini dampak dari dahsyatnya hantaman kesulitan membentur kita. Sementara kekuatan kita untuk bertahan tidak sekuat dahsyatnya kesulitan itu. Akhir-nya, jangankan untuk keluar darikesulitan, bertahan pun sulit.

Jangan bersedih, begitulah kata yang pantas mewakili sebagian perasaan manusia ketika dirinya mengalami kesulitan, hati putus asa, atau penyesalan. Tidak ada gunanya menyesali kesulitan yang memang sedang ataupun pernah terjadi. Mengingat dan mengenang masa lalu ataupun kesalahan yang kita perbuat, kemudian bersedih atas kegagalan didalamnya merupakan tindakan yang percuma. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

”Saya mengenalnya, saya memahaminya dan saya tahu bahwa itu adalah prinsip hidup yang selalu saya pegang sejak lama...”, kata Sri Mulyani dengan suaranya yang tegas.

www.perpustakaan.depkeu.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline