Tanggal 1 Juni bukan sekadar tanggal biasa yang tertera dalam kalender, tetapi memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Tanggal 1 Juni merupakan tanggal berlangsungnya sidang pertama BPUPKI dan dalam sidang tersebut Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya tentang lima asas yang akan menjadi dasar negara Indonesia. Tanggal 1 Juni merupakan cikal bakal lahirnya satu kesatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Tanggal 1 Juni merupakan awal dari berdirinya lima pilar kokoh yang menjadi pondasi negara Indonesia. Hal itu karena setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila.
Apa itu Pancasila?
Pancasila berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti asas atau dasar, sehingga Pancasila memiliki arti lima asas atau lima dasar. Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dengan lambang bintang, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dengan lambang rantai, Persatuan Indonesia dengan lambang pohon beringin, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dengan lambang kepala banteng, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan lambang padi dan kapas. Jadi, Pancasila dapat diartikan sebagai lima asas yang menjadi dasar negara Indonesia.
Apa arti penting Pancasila bagi Indonesia?
Pancasila bagi Indonesia pastinya sangat berarti karena Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi Pancasila lebih dari itu. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila menjadi ayah yang melindungi bangsa Indonesia dari perpecahan atau dengan kata lain menjadi pemersatu bangsa dalam keberagaman. Pancasila juga menjadi ibu yang membimbing bangsa Indonesia agar memiliki kehidupan yang bermoral atau dengan kata lain menjadi pedoman kehidupan bangsa Indonesia.
Namun, saat ini kehidupan bangsa Indonesia sangat memprihatinkan karena semakin mengikisnya nilai-nilai Pancasila dalam moralitas bangsa. Hal itu menyebabkan kehidupan bangsa Indonesia menjadi kacau bahkan bisa dikatakan telah kehilangan nilai moralnya. Pancasila dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara dengan tujuan sebagai pedoman kehidupan bagi bangsa Indonesia, tetapi seiring dengan perkembangan zaman telah banyak ditemui peristiwa yang melanggar nilai-nilai Pancasila.
Apa saja peristiwa yang melanggar nilai-nilai Pancasila?
Telah terjadi berbagai peristiwa yang melanggar nilai-nilai Pancasila, seperti bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar (Minggu, 23 Maret 2021). Bom bunuh diri tersebut menyebabkan kekacauan di Makassar sehingga timbul rasa tidak tenang saat akan melakukan ibadah di Gereja Katedral Makassar. Hal seperti itu sudah jelas melanggar nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan karena menimbulkan rasa tidak tenang saat akan melakukan ibadah dan menyebabkan keretakan dalam toleransi antar umat beragama, nilai kemanusiaan karena bom bunuh diri tersebut mengandung nilai kekerasan yang bertujuan untuk menghadirkan rasa takut bahkan bisa menghilangkan nyawa banyak orang, serta nilai persatuan karena menyebabkan perpecahan yang cukup serius dalam masyarakat Indonesia khususnya di Makassar.
Selain itu, ada kasus pembakaran terhadap wanita yang akhir-akhir ini kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Kasus pembakaran tersebut dilatarbelakangi oleh hal yang seharusnya bisa diselesaikan secara damai, seperti perasaan cemburu, perasaan iri, perasaan tidak terima, dan sejenisnya. Pelaku pembakaran juga berdalih jika mereka melakukan pembakaran hanya untuk menghilangkan jejak dari tindakan yang telah dilakukan. Kasus seperti itu juga sudah jelas melanggar nilai Pancasila, yaitu nilai kemanusiaan karena pembakaran terhadap wanita juga mengandung nilai kekerasan yang bertujuan untuk menghilangkan nyawa seseorang dan hal itu telah melanggar hak untuk hidup yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Pengikisan nilai-nilai pancasila tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat, tetapi juga di kalangan pemerintah Indonesia. Saat ini pemerintah mulai melupakan tugas dan kewajibannya dalam melayani masyarakat Indonesia. Banyak dewan pemerintah yang tidak melaksanakan tugasnya dengan maksimal, seperti tertidur saat sedang rapat. Selain itu, keputusan yang telah dibuat dan disahkan oleh pemerintah juga lebih banyak menguntungkan beberapa pihak saja. Padahal keputusan tersebut seharusnya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Perilaku pemerintah Indonesia yang seperti itu juga melanggar nilai Pancasila, yaitu nilai kerakyatan karena pemerintah seharusnya menjalankan tugas dan kewajibannya dengan asas dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Akan tetapi, pada kenyataannya pemerintah menjalankan tugas dan kewajibannya untuk beberapa pihak saja.
Pada pelayanan publik juga terdapat pelanggaran nilai-nilai pancasila yaitu adanya ketimpangan pelayanan pendidikan dan kesehatan antara masyarakat menengah keatas dengan masyarakat kurang mampu. Masyarakat kurang mampu merasakan adanya ketidakadilan dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan yang mereka terima. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat kurang mampu tidak mendapatkan pelayanan secara maksimal, sehingga berdampak buruk bagi kehidupan mereka. Padahal dengan beberapa kebijakan yang telah diterapkan dan bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah, seharusnya pelayanan pendidikan dan kesehatan dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat Indonesia.