Lihat ke Halaman Asli

Ijinkan Aku Ibu, Untuk Menjadi Seorang Mu'alaf

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

pada sebuah ruangan yang sempit dan dingin ini,aku menyendiri dalam keramaian duniawi

aku tak tau,apakah cara ini sudah benar aku lakukan atau belum.

Bertahun2 hidup dalam kemewahan duniawi,menikmati segala fasilitas yang sudah disediakan

kehidupan yang mungkin banyak orang inginkan,semua serba ada dan tersedia.

namun dalam perjalan hidup yang lalu,terjadi pergolakan batin.karena harus menukar keyakinan yang sudah aku anut dari kecil,untuk mengikuti agama yang sekarang.

memang hidup terasa nikmat sekali,jalan2,shopping,ibaratnya uang tinggal metik dipohon.

dengan konskensi harus menuruti segala aturan yang ada.namun kadang hati kecil tidak bisa berbohong,kala hari raya umat Muslim tiba,seperti hari raya IEDUL fitri.aku tidak bisa berkumpul dengan keluarga besarku disana.berkali2 aku selalu ingin mengutarakan keinginanku ingin pulang ke Ibu,sodara atau temenku.namun bbrp kadang memberi jawaban yang tidak pasti.'Sudahlah,kamu sudah enak,ngapain kamu mau hidup susah.

hingga pada suatu hari,aku ketemu dengan sesorg yg begitu baik,sabar,dan telaten dalam membimbing aku ketika aku bertanya apa saja baik tentang agama,atau yg lainnya.

aku mengutarakan keinginanku untuk pulang dan kembali ke agama yg semula aku anut dari kecil.

meskipun konsekwensinya aku harus meninggalkan apa yang sudah aku nikmati selama ini,yaitu kemewahan duniawi.

yang pada akhirnya sekitar 2 bulan yang lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah,meskipun banyak pertentangan dari keluarga,aku tetap nekad ,karena pada awalnya Ibupun menyetujui dan mendukung rencanaku tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline