Lihat ke Halaman Asli

Kemas Resta

Digital Strategist

Mengenal Sejumlah Risiko dalam Berinvestasi Reksa Dana

Diperbarui: 19 Desember 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berinvestasi Reksa Dana, sumber (DokumenPribadi/KemasResta)

Reksa dana menjadi pilihan investasi yang populer di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang baru memulai berinvestasi. Pasalnya, reksa dana memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam portofolio yang dikelola oleh manajer investasi profesional. Namun, meskipun menawarkan kemudahan dan potensi keuntungan, berinvestasi dalam reksa dana juga memiliki sejumlah risiko yang perlu dipahami. Artikel ini akan membahas berbagai jenis risiko yang mungkin dihadapi oleh investor reksa dana.

1. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar adalah risiko yang disebabkan oleh fluktuasi harga pasar yang dapat mempengaruhi nilai investasi reksa dana. Pergerakan pasar saham, obligasi, atau komoditas yang terkandung dalam reksa dana dapat mempengaruhi imbal hasil yang diterima investor. Sebagai contoh, jika reksa dana Anda berinvestasi dalam saham, maka kondisi ekonomi yang tidak stabil atau penurunan kinerja perusahaan dapat menyebabkan harga saham turun, yang pada gilirannya mengurangi nilai reksa dana tersebut.

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Risiko likuiditas muncul ketika investor kesulitan untuk menjual atau mencairkan unit penyertaan reksa dana dalam jangka waktu tertentu. Hal ini terjadi apabila reksa dana tersebut memiliki instrumen investasi yang sulit dijual dalam waktu singkat tanpa mengurangi harga jualnya secara signifikan. Misalnya, reksa dana yang berfokus pada saham perusahaan kecil atau investasi dalam instrumen pasar uang dengan likuiditas terbatas.

4. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko suku bunga berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai investasi reksa dana, terutama yang berfokus pada instrumen obligasi. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, yang berpotensi merugikan investor reksa dana yang memegang obligasi. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi biasanya naik, memberikan keuntungan bagi pemegang reksa dana.

5. Risiko Manajer Investasi (Manager Risk)

Keberhasilan investasi reksa dana sangat bergantung pada kinerja manajer investasi yang mengelola dana. Jika manajer investasi membuat keputusan yang buruk atau tidak dapat memprediksi kondisi pasar dengan tepat, nilai reksa dana dapat terpengaruh. Risiko ini mencakup faktor ketidakmampuan atau keputusan yang tidak tepat dalam memilih instrumen investasi yang tepat.

6. Risiko Inflasi (Inflation Risk)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline