Lihat ke Halaman Asli

Kemal Syahid

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Memadukan Seni Retorika dan Dakwah: Menyampaikan Pesan dengan Hati dan Akal

Diperbarui: 3 Juli 2024   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Dalam dunia dakwah, penggunaan retorika bukan hanya penting tetapi juga esensial. Pada kali ini kembali disampaikan oleh Kemal Syahid Mubarok dan Dr. Syamsul Yakin, Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Retorika dakwah digunakan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak hanya atraktif dan menarik, tetapi juga memiliki nilai estetik yang tinggi. Dakwah tanpa retorika bagaikan sayur tanpa garam, kurang memberikan rasa yang kuat dan tidak membangkitkan minat audiens.

Mengapa Retorika dalam Dakwah?

1. Membuat Isi Ceramah Berbobot.

Retorika menuntut penggunaan bahasa yang baku, didukung oleh data dan riset yang kuat. Dengan pendekatan ini, ceramah yang disampaikan menjadi lebih berbobot dan kredibel, sesuai dengan tuntutan mad'u (audiens) yang semakin rasional dan kritis. Pengetahuan yang mendalam dan argumentasi yang logis menjadi kunci dalam menarik dan mempertahankan perhatian audiens.

2. Meningkatkan Kualitas Pesan Dakwah.

Pesan dakwah harus informatif, persuasif, dan rekreatif. Ini adalah tujuan utama dari retorika. Melalui pendekatan ini, ajaran akidah, syariah, dan akhlak dapat disampaikan dengan cara yang lebih mudah dipahami dan diterima oleh mad'u. Audiens merasa mendapatkan 'menu' yang lengkap, yang tidak hanya mendidik tetapi juga menghibur dan menginspirasi.

3. Penerapan Pathos, Logos, dan Ethos.

Seorang filsuf, Aristoteles memperkenalkan tiga jenis retorika: pathos (emosi), logos (logika), dan ethos (kredibilitas). Dalam konteks dakwah, seorang dai harus mampu mempraktikkan ketiga elemen ini untuk meningkatkan performa dan mendapatkan respons positif dari audiens. Pathos membantu dalam menarik emosi audiens, logos menyediakan argumen yang logis, dan ethos membangun kredibilitas dai.

4. Menjangkau Mad'u Online

Dengan berkembangnya teknologi, mad'u kini tidak hanya hadir secara fisik tetapi juga online. Retorika membantu dalam menyampaikan pesan melalui komunikasi nonverbal menggunakan perangkat digital. Melalui gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara tatap muka maupun maya, dai dapat berkomunikasi secara lebih efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline