Lihat ke Halaman Asli

Kemal Syahid

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Adab dalam Retorika Dakwah, Mengusung Etika dalam Menyampaikan Pesan

Diperbarui: 2 Juli 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Retorika dalam dakwah bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga soal adab. Disampaikan oleh Kemal Syahid Mubarok dan Syamsul Yakin, Mahasiswa dan Dosen Retorika Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adab, yaitu tata krama dan etika yang harus dipegang teguh oleh para orator dan dai. Baik dan buruk dalam konteks ini berlaku secara mutual, baik bagi komunikator (orator dan dai) maupun komunikan (audiens dan mad'u).

Secara generik, adab dalam Islam adalah aturan tentang sopan santun yang digali dari al-Qur'an. Adab ini menjadi dasar dalam menjalin komunikasi dialogis antarmanusia. Dalam Islam, secara hirarkis, adab berada di atas ilmu, menggarisbawahi pentingnya etika dalam setiap interaksi.

Di dalam komunikasi Islam atau dakwah, kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti lebih diutamakan. Dengan demikian, komunikasi dalam Islam tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada proses. Di sinilah tampak urgensi adab dalam retorika dakwah.

Perbedaan Adab dan Akhlak

Dalam Islam, adab dan akhlak memiliki perbedaan mendasar. Adab adalah sekumpulan aturan yang bersifat memaksa, sedangkan akhlak adalah panggilan hati tanpa paksaan, yang muncul secara spontan. Dalam konteks retorika dakwah, adab lebih tepat diusung karena bersifat mengikat, memberikan panduan yang jelas bagi dai dan orator dalam menjalankan tugasnya.

Sementara itu, akhlak atau respons spontan seorang orator atau dai muncul dengan sendirinya saat ceramah atau pidato, tidak terikat oleh aturan agama atau budaya. Meskipun demikian, akhlak dapat dipelajari, diulang, dan dibiasakan, sehingga seorang dai bisa terus memperbaiki diri dalam menyampaikan pesan dakwah.

Aksiologi Adab dalam Retorika Dakwah

Secara aksiologis, adab bermanfaat bagi orator dan dai dengan membimbing mereka menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan waktu dan tempat tertentu. Ini yang diistilahkan sebagai ethos dalam ilmu retorika, yang juga memengaruhi komunikan.

Berdasarkan paparan di atas, adab retorika dapat dipahami dalam beberapa poin. Pertama, aturan mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti pada saat bertutur untuk mengajak manusia berbuat baik. Dalam konteks ini, sebongkah aturan yang mengikut dialamatkan kepada orator atau dai.

Kedua, adab retorika dakwah adalah aturan mengenai apa saja yang baik dan buruk, yang mengikat dan harus dipatuhi pada saat dai berdakwah atau orator berpidato. Yang ditekankan dalam adab retorika dakwah adalah menjaga diri dari kesalahan.

Ketiga, adab retorika dakwah tak lain adalah pantulan baik dan buruknya dai dan orator yang tampil di segala media, baik panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), maupun dalam platform media sosial (new media).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline