Lihat ke Halaman Asli

Kemal Syahid

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menguak Seni Retorika: Keterampilan yang Mempesona

Diperbarui: 23 April 2024   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Retorika, sebuah seni berbicara yang telah melampaui batas pengetahuan, dipersembahkan oleh Dr. Syamsul Yakin, MA., dan Kemal Syahid Mubarok, seorang Dosen dan Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagi mereka, lebih dari sekadar ilmu. Retorika adalah keterampilan yang diterapkan dalam praktik sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Mengapa retorika dianggap penting?

Retorika bukanlah sekadar kumpulan aturan tata bahasa atau kaidah bahasa yang kaku. Ia adalah kecerdasan dalam berkomunikasi, kemampuan untuk menyusun kata-kata dengan indah, dan keterampilan untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain. Dalam masyarakat yang dipenuhi dengan informasi dan pesan-pesan yang terus berseliweran, kemampuan untuk membedakan antara pesan yang efektif dan yang tidak, antara argumen yang kuat dan yang lemah, sangatlah penting. Inilah mengapa retorika tetap relevan dalam era modern ini.


Dalam pidato, retorika seringkali terlihat sebagai kemampuan seseorang dalam memukau audiens dengan bahasa yang menarik, intonasi yang memikat, dan rima seindah puisi. Namun, tak hanya kepiawaian berbicara yang ditunjukkan, retorika juga melibatkan unsur humor, bahkan sindiran, untuk menghibur dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif.

Tak kalah pentingnya, dalam tulisan pun kemampuan retorika terpancar. Kemampuan retorika terpancar melalui aliran tulisan yang lancar, indah, dan padat. Tulisan yang memenuhi prinsip-prinsip retorika, seperti penggunaan kata yang tepat, tata bahasa yang baik, dan pemahaman mendalam akan konten yang disajikan, mampu memikat pembaca dan membuatnya terpukau oleh keindahan dan kedalaman pemikiran yang disampaikan.

Retorika bukanlah hal yang terbatas pada bidang-bidang tertentu saja. Seorang guru, seorang politisi, seorang penceramah, atau bahkan seorang penulis, semuanya membutuhkan retorika dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Seorang guru menggunakan retorika dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Seorang politisi mengandalkan retorika untuk mempengaruhi pendapat masyarakat dan mendapatkan dukungan untuk kebijakan-kebijakannya. Seorang penceramah atau motivator menggunakan retorika untuk menginspirasi dan memotivasi audiensnya. Dan seorang penulis menggunakan retorika dalam menyusun tulisan-tulisan yang dapat menggerakkan dan mengubah cara pandang pembacanya.

Dengan demikian, retorika bukan sekadar keterampilan berbicara, tetapi juga seni yang mempesona yang dapat membentuk pandangan dan perasaan audiens, baik melalui lisan maupun tulisan. Dalam era di mana informasi adalah kekuatan, kemampuan untuk menggunakan retorika dengan baik adalah kunci untuk mempengaruhi dan membentuk dunia di sekitar kita. Sehingga, penting bagi kita untuk terus mengembangkan kemampuan retorika kita, baik dalam berbicara maupun menulis, agar dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam masyarakat yang semakin kompleks ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline