Lihat ke Halaman Asli

Kemal Syahid

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menggali Kedalaman Retorika: Persuasi dalam Konteks Sosial dan Politik.

Diperbarui: 16 April 2024   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Retorika, sebuah seni persuasif, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia sejak zaman pra-aksara. Asal usulnya berasal dari bahasa Yunani "rhetorike", yang mengandung makna seni berbicara. Aristoteles menggambarkan retorika sebagai seni berpidato di mana audiens menentukan akhir dan tujuan dari sebuah pidato. Konsep ini melibatkan penggunaan kata-kata, gaya bahasa, dan strategi persuasif untuk memengaruhi pikiran, sikap, dan tindakan orang lain, yang tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Retorika tidak terbatas pada pidato besar atau teks klasik, melainkan meresap ke dalam setiap aspek interaksi sosial dan politik. Dari zaman pra-aksara hingga saat ini, manusia terus menggunakan retorika untuk memengaruhi opini, sikap, dan tindakan orang lain. Filsuf dan orator seperti Aristoteles, Plato, dan Sophokles telah membahas prinsip dasar retorika, menekankan pentingnya logika, ethos, dan pathos dalam membentuk argumen yang kuat dan meyakinkan.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang peran dan penggunaan retorika, kita dapat memahami lebih baik dinamika komunikasi manusia dan bagaimana pengaruhnya membentuk pandangan dan tindakan dalam masyarakat sehari-hari.

1. Retorika Penceramah

Retorika sering digunakan dalam ceramah atau dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam secara lisan. Retorika ceramah ini membahas tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima. Pemahaman tentang retorika menjadi penting dalam ceramah atau khutbah agar dapat memikat dan menyentuh pendengar. Seorang penceramah harus memiliki pemahaman tentang Islam serta kemampuan dalam penyampaian pesan melalui ucapan.

2. Retorika Politisi

Retorika politik melibatkan penggunaan bahasa untuk membentuk opini masyarakat. Dalam era media digital, politisi menggunakan retorika untuk membentuk narasi besar yang memengaruhi pembaca atau pendengar. Namun, praktik retorika politik sering disalahgunakan dan menjadi propaganda, menjauh dari prinsip retorika yang sebenarnya.

3. Retorika Pemerintah

Pemerintah juga menggunakan retorika dalam komunikasi dengan masyarakat untuk membangun citra yang baik. Komunikasi yang baik dari pemerintah dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kepemimpinan dan layanan pemerintah.

Dengan memahami retorika dalam konteks sosial dan politik, kita dapat lebih sadar akan pengaruhnya dalam membentuk pandangan dan tindakan dalam masyarakat. Penceramah, politisi, dan pemerintah perlu menguasai teknik-teknik retorika dengan baik untuk memastikan pesan yang disampaikan efektif dan jujur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline