Lihat ke Halaman Asli

Murni KemalaDewi

Lazy Writer

Pemberontakan Cinderela

Diperbarui: 23 Mei 2019   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

DURI LANDAK XIII

Aya sedang membersihkan lantai di depan kelas 2 A dengan alat pel. Rahman tiba-tiba mendekatinya dari belakang.

"Eh, Ay. Yang sebelah situ udah lo pel belom?" tanya Rahman menunjuk ke arah yang dimaksud.

Aya menatap ke arah itu dan menggeleng,

"Belom" Aya menatap Rahman, "Emangnya kenapa?"

"Pantes saja. Aku hampir terpleset jatuh di sana. Airnya masih tergenang. Kamu kalau ngepel kok lansung ngasih air sabun dimana-mana sih, Ay! Kan bisa bahaya. Kalau ada yang jatuh gimana? Cepat dibersihkan. " tegur Rahman.

Aya mengangguk tak peduli,

"Ya..ya!" Aya kembali memutar badannya melanjutkan kegiatannya yang semula sambil bergumam kesal, "Suka-suka aku dong, mau ngepel nih lantai seperti apa. Kenapa situ yang repot. Dasar Rahman cerewet!"

Rahman hanya bisa menghela nafas sambil geleng-geleng kepala melihat sikap tak acuh Aya,

"Susahnya jadi Ketua Kelas!" keluhnya seraya masuk ke dalam kelas.

Tidak jauh dari kelas Aya. Ivan dan Erick sedang berjalan santai sambil berbicara. Mereka menyusuri lorong sekolah tanpa mempedulikan tatapan dan seruan histeris dari beberapa siswi. Sementara Pengawal Ivan berjaga-jaga mengikuti mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline