Lihat ke Halaman Asli

Murni KemalaDewi

Lazy Writer

Pemberontakan Cinderela

Diperbarui: 21 Mei 2019   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

DURI LANDAK III

Aya memasuki kelas dengan wajah lesu. Suasana di kelas tampak heboh disertai beberapa jeritan histeris dari teman-teman perempuannya. Aya terlihat tidak peduli dan dengan gontai meletakan tas, kemudian duduk melamun di kursinya. Sementara itu Indi dan Nana asyik bergosip di hadapannya.

"Sumpeh looo... Pangeran Ivan keren abizz ! Doi baru saja pulang dari Inggris setelah selama 2 tahun ini belajar di sana !" kata Indi histeris.

"Tapi sayang banget yaaa ! Kenapa juga Pangeran Ivan tidak nerusin aja studynya di sana. Padahal sudah selama ini" keluh Nana.

"Eh, Neng. Makanya baca dong. Baca!" kata Indi mengibas-ngibaskan koran yang ada di tangannya kehadapan Nana. "Di koran dan di TV kan sudah dijelaskan, Pangeran Ivan kembali untuk membantu Tuanku Yang Mulia melaksanakan beberapa tugas negara" jelasnya.

"Ooo... gitu toh. Tapi kan seharusnya kerajaan bisa bersabar dulu. Sayang bangetkan" jawab Nana menyambar koran di tangan Indi dan menatap wajah Ivan yang terpampang di halaman depan koran itu, "2 tahun di negeri orang, Pangeranku bertambah tampan saja!" desahnya penuh kekaguman.

"Enak aja Pangeran lo ! Pangeran Ivan itu milik semua gadis yang masih single tau!" kata Indi sewot sambil merebut kembali koran itu.

Ketika itulah Aya yang sedang melamun, tanpa sengaja melihat foto Ivan. Ia tertegun sejenak menatap foto itu. Aya tiba-tiba berdiri dan menyambar koran di tangan Indi dengan wajah pucat. Penuh kosentrasi ia meneliti foto itu.

Indi menatap Aya dengan wajah sewot,

"Eh, Ay ! Hati-hati dong ! Kalau main sambar begitu, ntar foto calon suami gue bisa rusak !"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline