Lihat ke Halaman Asli

Menengok Peninggalan Sejarah di Bekasi

Diperbarui: 25 Januari 2023   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Tugu Agus Salim Bekasi (Sumber Gambar: Bekasikota.go.id)

Bekasi masuk ke dalam katagori sebagai daerah yang sering mengalami peristiwa-peristiwa pertempuran. Oleh sebab itu, Bekasi sering disebut sebagai ‘Kota Patriot’. Selain itu, Bekasi juga merupakan kota kelahiran saya. Sebagian besar peristiwa pertempuran di Bekasi diabadikan dalam berbagai bentuk peninggalan sejarah. Salah satunya, berbentuk monumen, berikut beberapa peninggalan sejarah di Bekasi.

Monumen Tugu berbentuk persegi panjang ini terletak di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Di bagian atas adalah kepala tempat pecahan peluru, mortir, granat, dan granat palu 12,7 mm berada.

Sepintas, tugu setinggi 205 cm itu tak lebih dari tugu perbatasan. Namun dari segi sejarah, monumen ini memiliki nilai sejarah yang besar dan menunjukkan bagaimana rakyat Bekasi berperang melawan tentara Belanda dan sekutunya pada masa penjajahan.

Masyarakat setempat menyebutnya Tugu Pahlawan. Pembangunan tugu tersebut bertujuan untuk memperingati aksi heroik perjuangan dari zaman penjajahan Belanda hingga tragedi berdarah Bekasi Lautan Api, demikianlah namanya. Juga keberadaan pertigaan yang saat ini bernama Jalan KH. Pada masa penjajahan, Agus Salim merupakan pintu gerbang yang hanya dibuka untuk dilalui pasukan Belanda dan Sekutu, termasuk pasukan Jepang. Selain itu, pintu selalu tertutup. Untuk itu, pembangunan tugu ditempatkan di tengah-tengah KH. Agus Salim.

  Monumen Kali Bekasi

Monumen Kali Bekasi (Sumber Gambar: Bekasikota.go.id)

Insiden Kali Bekasi memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Bekasi dan menunjukkan keberanian dan tragedi masyarakat Bekasi. Kali Bekasi adalah garis demarkasi antara pasukan koalisi (Inggris dan NICA) yang menduduki Jakarta dan milisi Republik yang bertahan di timur di seberang sungai. Itu akibat pendudukan brutal tentara Jepang terhadap rakyat Bekasi. Para pemuda dan masyarakat Bekasi bertindak sendiri-sendiri menangkapi orang-orang Jepang atau mereka yang diduga bekerja sama dengan Jepang.

Pemuda dan masyarakat Bekasi menghentikan semua kereta api menuju Bekasi, baik dari maupun menuju Jakarta. Pada 19 Oktober 1945, sebuah kereta berangkat dari Jakarta untuk membawa tawanan perang Jepang ke Siatel. Kereta api yang lolos dari penghalang jalan dihentikan oleh militan setempat saat mencapai Cikampek dan disuruh kembali ke Jakarta. Rupanya masyarakat Bekasi sudah menunggu.

Setibanya di stasiun Bekasi, semua gerbong digeledah dan ditemukan 90 tentara Jepang. Ketika senjata para tahanan ditemukan, orang-orang marah dan semua tentara Jepang harus menyerahkan senjata mereka. Di sana, semua narapidana disekap di sebuah pegadaian di tepi Kali Bekasi, yang dijadikan sebagai tempat pemasyarakatan sementara. Padahal, petugas kereta api saat itu sudah mencegah penggeledahan para tahanan dengan membuat surat jalan dari Menteri Subaljo yang ditandatangani Bung Karno. 

Orang Bekasi sepertinya tidak peduli. Kemarahannya memuncak karena pengalaman sejarah yang terlalu kejam di bawah pendudukan Jepang, mereka dibawa ke Kali Bekasi dan berlumuran darah. Saat ini telah dibangun Monumen Kali Bekasi di pinggiran kota Bekasi, dekat jembatan yang menghubungkan Kabupaten Bekasi Selatan dan Bekasi Timur. Monumen ini dibangun untuk memperingati Peristiwa Kali Bekasi. Pembangunannya berdasarkan kerjasama antara Kota Bekasi dengan Pemerintah Jepang dan merepresentasikan pesan perdamaian dan cinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline