Lihat ke Halaman Asli

Balap Liar Mengguncang Ibu Kota

Diperbarui: 4 Januari 2024   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber; Dokumen Pribadi

Balap liar mengguncang ibu kotaJakarta - Fenomena balap liar di jalan raya masih menjadi momok bagi warga ibu kota. Selain mengganggu ketertiban lalu lintas, balap liar juga berpotensi menimbulkan kecelakaan fatal. Namun, di balik dampak negatifnya, ada juga alasan mengapa sebagian pemuda terlibat dalam aksi nekat ini.

Salah satu lokasi yang kerap menjadi arena balap liar adalah Jalan Taman Aries, Jakarta Barat. Di sini, puluhan pengendara motor beradu kecepatan di tengah malam, tanpa memperdulikan risiko yang mengintai. Mereka berasal dari berbagai komunitas motor yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Salah satu peserta balap liar yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa ia terjun ke dunia balap liar karena dorongan teman sebaya dan rasa penasaran. "Awalnya cuma ikut-ikutan teman aja, pengen tahu gimana rasanya balapan di jalan raya. Tapi lama-lama jadi ketagihan, apalagi kalau menang, rasanya puas banget," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa balap liar juga menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan dan prestasi di antara teman-temannya. "Kalau kita bisa menang melawan lawan yang lebih hebat, kita jadi dihormati sama teman-teman. Balap liar itu juga bukan cuma soal kecepatan, tapi juga skill dan mental," katanya.

Namun, tidak semua peserta balap liar memiliki pandangan yang sama. Waang, salah satu komunitas motor yang kerap terlibat dalam balap liar di Jalan Taman Aries, mengaku bahwa ia hanya ikut-ikut saja tanpa ada tujuan tertentu. "Gue sih cuma ikut-ikut aja, gak ada maksud apa-apa. Gue juga gak peduli menang atau kalah, yang penting seru aja," ungkapnya.

Waang mengatakan bahwa ia sadar akan bahaya yang mengancam dirinya dan orang lain akibat balap liar. Namun, ia merasa tidak punya pilihan lain untuk mengisi waktu luangnya. "Gue tahu sih ini salah dan berbahaya, tapi gue gak punya hobi lain selain motor. Gue juga gak punya kerjaan tetap, jadi gue bingung mau ngapain kalau gak balapan," tuturnya.

Sementara itu, Hans, salah satu warga yang tinggal di sekitar Jalan Taman Aries, mengeluhkan adanya balap liar yang kerap mengganggu ketenangan dan keamanan lingkungannya. Ia berharap pihak berwenang bisa segera menindak tegas para pelaku balap liar. "Ini udah sering banget terjadi, hampir tiap malam ada aja suara motor ngebut-ngebutan. Kadang sampai bikin kaget dan was-was. Apalagi kalau ada anak-anak atau orang tua yang mau nyebrang jalan, bisa-bisa kena tabrak," keluhnya.

Hans menyarankan agar pemerintah membuat tempat khusus untuk para pecinta balap motor agar mereka bisa menyalurkan hobi mereka tanpa mengganggu orang lain. "Kalau memang mereka suka balapan, ya harusnya ada tempat khusus yang aman dan terkontrol. Jangan di jalan raya yang banyak orang lewat. Ini kan membahayakan diri sendiri dan orang lain," saran Hans.

Balap liar memang menjadi fenomena sosial yang kompleks dan multidimensi. Di satu sisi, ada faktor psikologis, sosial, dan ekonomi yang mendorong sebagian pemuda untuk terlibat dalam aksi ini. Di sisi lain, ada dampak negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini secara bijak dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline