Lihat ke Halaman Asli

Kelompok 64KKN

Kuliah Kerja Nyata

Mengulik dan Mengenal Lebih Luas Potensi Desa Melalui Usaha Produksi Pesawat Remote Control (RC) di Desa Kawangrejo, Jember

Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jember - Di era digital saat ini, perkembangan teknologi yang sudah semakin canggih memunculkan inovasi-inovasi yang berkembang di kalangan masyarakat. Seperti salah satu usaha mikro kreatif yang ditemukan oleh kelompok 64 KKN Kolaboratif yang bertempat di kawasan Kota Jember tepatnya di daerah desa Kawangrejo yang mengembangkan usaha mainan Pesawat Kendali Jarak Jauh (Remote Control) dengan menggabungkan kasadaran dan minat masyarakat terhadap kemajuan teknologi. Usaha kreatif ini dikembangkan oleh Bapak Tisno Budi dengan memanfaatkan material sederhana seperti gabus, kayu, alumunium, dan beberapa onderdil ringan untuk kendali remot.

"Semua berawal semenjak saya masih SD saat saya melihat film pesawat di TV dan itu memicu minat saya untuk merakit pesawat saya sendiri. Dan semenjak 2004 saya mulai membuat pesawat mini dengan menggunakan bahan seadanya. Lalu, saya juga sempat diajak bekerjasama dengan salah satu dosen Politeknik Negeri Jember untuk membantu memperbaiki mesin pesawat mainan yang sempat bermasalah" ujar Pak Tisno sembari menceritakan sedikit pengalamannya. Selasa (26/7/2022).

Usaha kreatif ini mulai berproduksi sejak tahun 2012 dengan menggunakan sistem Pre-Order (PO) yakni memproduksi berdasarkan jumlah pesanan yang datang. Harga yang dipatok untuk pesawat RC ini mulai dari 3jutaan per-unitnya tergantung jenis dan model pesawat yang diminta. Selain memproduksi pesawat, Bapak Tisno pun juga menyediakan jasa pelatihan penerbangan pesawat RC serta pelatihan pembuatan pesawat RC.

Sayangnya, usaha kreatif ini masih tergolong minim atensi dari masyarakat karena kurangnya dorongan dari pihak pemerintahan untuk mendukung potensi desa ini sehingga usaha ini masih belum berkembang dengan optimal.

"Saya tidak keberatan untuk melatih pemuda-pemuda untuk menerbangkan pesawat dan saya tidak menitik beratkan pada tarif yang akan diberikan. Saya hanya berharap ilmu yang saya punya dapat bermanfaat untuk orang banyak serta menjadi kebaikan untuk diri saya sendiri" ujar pak Tisno diakhir pembicaraan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline