Mahasiswa KKN-T 2024 kelompok 26 Universitas PGRI Madiun di Dusun Krajan, Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, membuat inovasi sabun batang dari limbah minyak jelantah dan sabun cuci piring dari daun pandan. Sabun merupakan kebutuhan sehari-hari baik itu untuk mencuci pakaian skala kecil seperti kain lap , mencuci piring dan sebagainya. Penggunaan sabun cuci dari bahan kimia secara terus menerus dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila limbah tersebut tidak diolah terlebih dahulu. Selain itu pembuatan sabun ini dilakukan sebagai pemanfaatan tumbuhan sekitar.
Sabun cuci piring yang dijual di pasaran terbuat dari bahan kimia, sehingga limbahnya jika dibuang tanpa diolah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Adakalanya seharusnya sabun cuci piring tidak melulu dibuat dengan bahan kimia, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T kelompok 26 Universitas PGRI Madiun yang membuat inovasi sabun cuci dengan menggunakan daun pandan sebagai pewarna alami dan pewangi.
Kegiatan sosialisasi inovasi sabun cuci piring ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 20 Januari 2024, di kantor desa Semanding dengan melibatkan ibu-ibu PKK sebagai audiennya. Selain membuat inovasi sabun cuci piring darii daun pandan, Mahasiswa KKN-T kelompok 26 Universitas PGRI Madiun juga membuat sabun cuci batang dari limbah minyak jelantah. Beberapa bahan pembuat sabun cuci piring yang dikenalkan yakni, texaphon (untuk mengangkat lemak dan kotoran), NaCl (sebagai pengental sabun), sodium sulfat (untuk mempercepat pengolah lemak), daun pandan sebagai pewarna hijau alami dan jeruk nipis sebagai pewangi.
Adapun beberapa bahan untuk pembuat sabun cuci batang yang diperkenalkan yakni, minyak jelantah, minyak kelapa, minyak zaitun, soda api, aquades, dan pewangi. Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu PKK sangat antusias memperhatikan penjelasan dari mahasiswa. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan pembuatan sabun yang lebih ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H