Stunting merupakan kondisi yang dialami anak kecil di bawah usia 5 tahun sebagai kegagalan akibat kekurangan gizi kronis (KEK) dan infeksi pada seribu hari pertama kehidupannya. Menurut WHO, anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan oleh gizi buruk, seringnya infeksi, dan kurangnya stimulasi psikososial. Anak-anak dianggap stunting jika tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua standar deviasi di bawah median standar pertumbuhan anak WHO (Dr. Susanti, 2022).
Mengutip dari laman pemerintah kota Surabaya, rasio stunting pada tahun 2022, di Indonesia sebesar 21,6 persen, sedangkan di Pulau Jawa Timur sebesar 19,2 persen. Sedangkan Surabaya memiliki prevalensi terendah dari seluruh kota/kabupaten di Indonesia yaitu sebesar 4,8 persen. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut: Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan setelah usia 6 bulan memberikan ASI dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang cukup dan berkualitas, pemantauan. Pertumbuhan pada bayi selama menyusui dengan meningkatkan ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi (Sutarto et al, 2018).
Belajar Bersama Komunitas (BBK) merupakan salah satu program dalam pendidikan tinggi di Universitas Airlangga, dimana BBK Unair merupakan salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. BBK Unair adalah suatu bentuk pendidikan dengan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa (S1 dan D4) di tengah kehidupan masyarakat serta secara nyata turut membantu memecahkan masalah masyarakat berdasarkan kompetensi keilmuan masing-masing. Salah satu bentuk BBK adalah BBK Tematik yang secara umum berorientasi pada program kegiatan terfokus bidang tertentu sesuai dengan permasalahan kemasyarakatan dan arah kebijakan pembangunan yang diselenggarakan pemerintah wilayah tertentu setingkat Desa (dan bisa berbasis Puskesmas Desa tersebut) atau Kabupaten/Kota.
Program “Kampung Emas” merupakan pembelajaran di luar kampus bagi mahasiswa yang bertujuan pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Dimana program ini terdapat tiga kegiatan utama yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi), FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Kegiatan ini didukung oleh sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang tahun 2023 ini melibatkan 495 mahasiswa yang akan terjun di 153 kelurahan di Kota Surabaya. Salah satunya di Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya. Kegiatan ini dilakukan dari bulan Oktober hingga bulan Desember 2023.
Kelurahan Kandangan menjadi fokus pembinaan bagi Kelompok 17 yang terdiri dari tiga mahasiswa dari berbagai fakultas, yakni Dayyan Fathiyyah (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Cantika Putri Riani (Fakultas Keperawatan), dan Fien Noury Silmi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Bapak Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., M.PH. Kelurahan Kandangan adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Secara geografis Kelurahan Kandangan berbatasan dengan: Kelurahan Tambak Osowilangun di sebelah utara, Kelurahan Banjarsugihan di sebelah timur, Kelurahan Beringin di sebelah selatan, dan Kelurahan Sememi di sebelah barat. Luas wilayah Kandangan adalah 343.810 m2. Menurut Data Kependudukan Semester 1 Tahun 2022 total warga keseluruhan 23.611 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 11.762 dan perempuan sebanyak 11.849. Dalam bidang kemasyarakatan Kelurahan Kandangan mempunyai 1 LPMK, 9 RW, dan 56 RT. Dalam bidang kewilayahan kelurahan ini mempunyai 24 sarana keagamaan, 1 sarana kesehatan, dan 19 sarana olahraga.
Kegiatan LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah) adalah program untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, neonatal stunting dengan sasaran program ini adalah ibu hamil dan calon pengantin. Pada program ini kami melakukan intervensi konsumsi suplemen Multiple Micronutrients (MMN), mendampingi calon pengantin dan ibu hamil, mengedukasi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas, melakukan SBCC untuk meningkatkan kepatuhan minum suplemen MMN, melakukan kunjungan dan mendampingi calon pengantin dan ibu hamil untuk mendorong kepatuhan minum.
Kegiatan selanjutnya adalah program SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi). Pada program ini kami melakukan sosialisasi dan edukasi dengan sasaran yaitu ibu hamil dan calon pengantin wanita di Kelurahan Kandangan. Selain itu, edukasi tersebut dilakukan untuk penguatan peran PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor kesehatan. Kelompok kami mengambil topik anemia dimana kami menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dampak, dan cara pencegahan anemia. Selain kegiatan edukasi, kami juga melakukan pendokumentasian kegiatan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) keluarga balita pra stunting di Kelurahan Kandangan. Tujuan dari dokumentasi PMBA untuk mengetahui asupan makan balita.
Kegiatan terakhir adalah FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Sebelum membuat formula pangan kami melakukan survei pasar untuk mengetahui pangan hewani apa yang unggul di Kelurahan Kandangan. Kelompok kami membuat rolade ikan tongkol dimana ikan tongkol kaya protein, zat besi, kalsium, dan zinc. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan asupan pangan hewani pada ibu hamil dan calon pengantin.