Lihat ke Halaman Asli

Adinda Salsabila

Mahasiswa Universitas Jember

Unej Goes to Village, Kelompok 02 KKN Cetus Inovasi "Kampung Tahu dan Wisata UMKM" di Desa Bandilan, Bondowoso

Diperbarui: 14 Januari 2024   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok 02 KKN Unej dengan salah satu Pelaku UMKM Desa Bandilan. Sumber: Edi Setiawan

Mahasiswa Kelompok 02 KKN UNEJ, menawarkan program inovatif “Kampung Tahu dan Wisata UMKM” untuk pengembangan potensi desa di Desa Bandilan, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.

Pada Kamis (4/01/24), Universitas Jember telah menerjunkan sekitar 500 mahasiswa-nya untuk turun ke desa dalam rangka pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 1 Tahun 2023/2024 yang rutin dilakukan setiap tahun. Sebanyak 34 kelompok diterjunkan di empat kabupaten yang berbeda, diantaranya Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Nantinya, mereka akan berada di desa selama 38 hari untuk turut membantu mengatasi atau memberikan solusi alternatif terkait dengan permasalahan desa.

Beranggotakan 10 orang-kelompok KKN 02 Tematik Universitas Jember merupakan salah satu kelompok yang ditugaskan di Kabupaten Bondowoso, khususnya di wilayah Desa Bandilan, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso. Desa Bandilan sendiri sebetulnya memiliki banyak sekali potensi, terutama di sektor pertanian dan perkebunannya.

Mengulik desa ini lebih dalam, warga sebenarnya sudah mulai mendapatkan beberapa pembinaan terkait aktivitas kelompok UMKM dan kelompok tani dari masing-masing dusun. Kini, warga Bandilan tidak hanya bermata pencaharian sebagai petani, tetapi juga sebagai pengusaha tahu, pengrajin kayu jati, dan produsen bubuk kunyit instan. Beberapa usaha tersebut sudah berjalan dengan baik dan sukses membuka berbagai lapangan pekerjaan baru bagi warga Bandilan.

Namun, setelah satu minggu berkunjung kepada para pelaku UMKM dan Ketua Dusun yang terdapat di Desa Bandilan, Kelompok 02 KKN UMD Universitas Jember menemukan beberapa kendala yang menghambat perkembangan dari UMKM tersebut. Masalah pemasaran produk misalnya. Kurangnya wawasan mengenai pengolahan hasil pertanian dan bagaimana produk tersebut dapat dipasarkan secara digital membuat kegiatan produksi dari beberapa UMKM Desa Bandilan acap kali mandek. Akibatnya, jika tidak ada pesanan yang masuk, maka tidak ada kegiatan produksi yang berlangsung.

Di lain sisi, keluhan mengenai kelangkaan pupuk subsidi juga disampaikan oleh para petani Desa Bandilan. Stok pupuk yang tersedia di pasaran saat ini adalah pupuk kimia cair yang harganya cenderung jauh lebih mahal dibanding harga pupuk subsidi.

Merespons beberapa persoalan tersebut, Kelompok 02 KKN Tematik Universitas Jember lantas bekerja-sama dengan kelompok UMKM di Desa Bandilan dalam merancang program inovasi “Kampung tahu dan Wisata UMKM”. Program ini bertujuan untuk membantu mendongkrak kondisi ekonomi warga serta menjadi solusi alternatif dari persoalan pertanian di sana. Limbah tahu yang dihasilkan oleh produsen tahu Azzam Barokah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair organik, sedangkan ampas tahunya dapat diolah kembali menjadi olahan makanan ringan.

“Sebetulnya saya sudah lama sekali ingin membuat desa ini menjadi kampung tahu. Tapi belum ada partner yang pas. Saya harap dengan keberadaan adik-adik KKN di sini, dapat turut membantu meningkatkan taraf ekonomi dari masyarakat setempat juga berkontribusi dalam memajukan Bandilan. Mungkin nanti kita juga bisa bikin wisata UMKM untuk membantu memasarkan produk-produk dari UMKM yang lain.” Ujar Rifa’I, selaku pemilik dari Pabrik Tahu Azzam Barokah.

Usungan program inovasi ini mendapat respons yang sangat baik dari Kepala Desa dan segenap perangkat desa. Nantinya, dana anggaran yang digunakan akan diatasnamakan dalam BUMDES dan dikelola oleh BUMDES agar dana yang turun itu merata kepada rakyat.

Selanjutnya, langkah yang akan dilakukan oleh Kelompok 02 KKN Universitas Jember adalah merancang grand design program “Kampung Tahu dan Wisata UMKM”, melakukan sosialisasi dengan para kelompok tani, membantu pengurusan izin BUMDES, percobaan pembuatan pupuk cair organik dari limbah tahu, dan melakukan kelas pembinaan terkait dengan metode pemasaran digital untuk para pelaku UMKM.

“Saya harap, program ini dapat berlangsung secara jangka panjang untuk kemajuan Desa Bandilan. Tidak berhenti ketika KKN-nya selesai” ujar Kepala Desa Bandilan, Sundari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline