Yogyakarta, 3 Oktober 2024- Staf Ahli Gubernur DIY bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kuncoro Cahyo Aji menghadiri musyawarah nasional Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI). Indonesia merupakan salah satu produsen kulit terbesar di Asia Tenggara. Dalam prosesnya sangat berkaitan dengan pasar dan ketersediaan bahan baku serta kelestarian lingkungan.Disebutkan bahwa bahan baku sapi jawa mengalami penurunan kualitas karena proses pasca potong yang kurang tepat. Merujuk pada data Index Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan September 2024 berada di angka 52,48%, yang berarti bahwa sampai saat ini masih berada di lebel eskpansi variable pesanan baru dan ketersediaan produk.
Meski demikian, Industri manufaktur masih menjadi penggerak utama sebesar 40% berasal dari kulit dan alas kaki. Industri penyamakan kulit, merupakan salah satu industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi potensi bisnis ramah lingkungan pada sektor industri hijau. Untuk itu, kolaborasi antara akademisi dan dunia industri penyamakan kulit tanah air perlu ditingkatkan.
"Melalui program Proper yakni perusaahn yang peduli pada lingkungan bisa ditingkatkan perannya melalui sinergisitas pasar dan kelola lingkungan dengan sertifikasi hijau industri penyamak kulit," jelas Kuncoro Cahyo Aji, Staf Ahli Gubernur DIY
Guna mendukung program bisnis ramah lingkungan atau industri hijau telah dibangun IPAL di Piyungan sejak pertangahan tahun 2024. Hal tersebut menjadi wujud industri kulit yang ramah lingkungan.
Perlu pemikiran berikutnya adanya sertifikat penyamak kulit yang hijau sebagai label atau branding bahwa penyamakan kulit sudah peduli dengan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H