Lihat ke Halaman Asli

KELAS PUBLIK

Yayasan Kelas Publik Widyakarya

Kolaborasi bersama Wujudkan Desa Zero Waste di Hari Anak Nasional

Diperbarui: 2 Agustus 2024   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuncoro Cahyo Aji Menyampaikan Laporan Kegiatan (1/8). Sumber: Dokumentasi Pribadi

Yogyakarta, 1 Agustus 2024 -- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dengan mitra NGO gelar kegiatan bersama dalam rangkaian Hari Anak Nasional. Kegiatan ini mengusung tema "Inisiasi Program Zero Waste: Selamatkan Generasi Emas dari Bencana Sampah" yang selaras dengan substansi visi dan misi Bapak Gubernur DIY mengenai desa zero waste. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si selaku Staf Ahli Gubernur DIY menggandeng 4 mitra NGO, yakni Yayasan Speak Indonesia, yang  diwakili oleh Ibu Wiwit Heris selaku Direktur SPEAK Indonesia, Bapak Durmariman HS Napitu selaku Direktur Operasional Program  Voices Just for Climate Action, Bapak Budi Susilo dari Yayasan Penabulu dan Ibu Nadatiya selaku Koordinator Mama4Planet. Kegiatan yang bertempat di Ruang Rapat Unit 8 Kompleks Kepatihan dihadiri oleh 100 tamu undangan.

Peserta kegiatan terdiri dari unsur generasi muda yakni siswa SD, SMP dan SMA/K, Karang Taruna, Rektor UNRIYO, Perwakilan UGM, Koordinator UNICEF Indonesia, Kepala Sekolah dan Guru, Organisasi Perempuan, Pihak Kalurahan dan Padukuhan yang terlibat, Woman Federation, OPD terkait, dan mitra NGO.

Dare to Lead and Speak Up, atau anak sebagai pelopor dan pelapor merupakan salah satu tujuan dari serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu kedepan.

"Kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi pentahelix dengan mitra NGO yang terlibat, serta pendanaannya tidak menggunakan APBD," jelas Kuncoro Cahyo Aji selaku Ketua Panitia

Kuncoro menerangkan bahwa kegiatan ini melalui pendanaan dari UNICEF, SDI dan Kedutaan Amerika. 

"Kegiatan kolaboratif ini diawali dengan penandatanganan Deklarasi bersama kemudian dilanjutkan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat sehingga diharapkan  mampu mengubah persepsi dan perilaku masyarakat terhadap gangguan sampah dan kesehatan guna melindungi hak-hak anak untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, serta mencoba membantu menciptakan desa zero waste melalui pengelolaan sampah dan mendorong munculnya sirkuler ekonomi melalui keterlibatan peran anak dan generasi remaja," terang Kuncoro

Kegiatan ini akan berlangsung selama 6 bulan dengan didahului dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan selama 3 hari secara on dan off kemudian dilanjutkan dengan setiap 2 minggu sekali dilakukan community learning centre selama 6 bulan. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline