Lihat ke Halaman Asli

Perusahaan yang Dianggap Tidak Akan Pernah Bangkrut

Diperbarui: 4 April 2017   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://www.kelasinvestasi.com/perusahaan-yang-dianggap-tidak-akan-pernah-bangkrut/

Kebangkrutan suatu perusahaan pastilah menjadi headline dimana-mana. Baik itu kebangkrutan karena kesalahan manajemen perusahaan, pengeluaran yang tidak terkendali, atau karena perusahaan tersebut tidak mampu mengikuti perkembangan zaman. Bahkan perusahaan besar yang sudah lama berdiri juga tidak luput dari ancaman kebangkrutan.

Tapi lucunya, ada juga beberapa peristiwa kebangkrutan perusahaan yang malah ‘gagal’ mengejutkan dunia. Pada tahun 2013 yang lalu misalnya, Atari Inc., perusahaan pembuat konsol video game yang pernah sangat terkenal di akhir tahun 1970an sampai pertengahan tahun 1980an mengajukan kebangkrutan. Banyak media yang meliput justru heran dan tidak percaya kalau perusahaan tersebut masih ada dan masih bertahan lama setelah dekade mereka populer.

Ada juga perusahaan-perusahaan yang tidak pernah disangka-sangka akan mengalami kebangkrutan. Khususnya selama krisis di tahun 2oo8 kemarin, beberapa perusahaan raksasa yang sudah lama berdiri juga terpaksa mengajukan kebangkrutan. Contoh berikut ini mungkin dapat menjelaskan sedikit, mengapa perusahaan-perusahaan besar sekalipun bisa saja mengalami kebangkrutan. 

KODAK
Kodak adalah pemain utama dalam dunia film, kamera dan industri percetakan selama lebih dari 125 tahun. Perusahaan ini didirikan oleh George Eastman dengan inovasi ‘dry-plate’-nya di tahun 1888. Perusahaan ini juga menciptakan film, bahkan kamera digital.

Sayangnya, manajemen yang buruk dan kurangnya inovasi menyebabkan Kodak kalah bersaing -  mirisnya di era yang diciptakannya sendiri. Kodak jatuh dari posisi atas dan kalah bersaing dengan perusahaan berkembang seperti GoPro (GPRO) yang memiliki manajemen perusahaan dan strategi berkembang yang lebih baik.

Pendapatan dan pangsa pasar Kodak terus menerus menurun karena gagal mengikuti perkembangan teknologi di era digital. Dalam usahanya untuk menghindari kebangkrutan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2013 Kodak telah  merumahkan kurang lebih 47.000 karyawan. Usaha pengurangan karyawan tersebut tidak dapat membantu Kodak meningkatkan efisiensi pengerjaan produk-produk digitalnya dan akhirnya pada bulan Januari 2012 terpaksa mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan. Kodak dapat kembali pulih setelah membayar hutangnya sebesar kurang lebih $ 3,4 Milyar, menyusutkan jenis usahanya dan mengkhususkan diri sebagai perusahaan percetakan untuk perusahaan.

RADIOSHACK
RadioShack adalah perusahaan yang menjual berbagai jenis radio dan alat-alat elektronik yang dipakai sehari-hari. Perusahaan ini sendiri berkembang pesat pada era tahun 1950 sampai 1970an, mengikuti permintaan alat-alat elektronik yang sedang marak pada saat itu. RadioShack juga menjadi yang terdepan ketika untuk pertama kalinya mulai menjual telepon selular di tahun 1984. Sepanjang perusahaan ini berdiri mereka telah berhasil menjual lebih dari 73 juta telepon selular dan memegang rekor penjualan untuk CD dan Walkman.

Sangat disayangkan RadioShack yang selama ini selalu terdepan dalam inovasi produk-produknya justru tidak mengikuti perkembangan teknologi smartphone saat ini. RadioShack memilih untuk tetap bertahan dengan memfokuskan diri menjual produk-produk ‘usang’ yang dulu sekali pernah mendominasi pasar.

Sebagai tambahan, pesaing-pesaing dari RadioShack seperti Best Buy dan Circuit City melakukan beberapa perubahan dengan meluncurkan situs e-commerce sehingga semakin menyebabkan penjualan RadioShack semakin menurun. Karena drastisnya perubahan permintaan pasar dan ketidakmampuan RadioShack untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut, mereka akhirnya terpaksa mengajukan permohonan kebangkrutan di Bulan Februari 2015 ini.

BLOCKBUSTER
Blockbuster pada masanya adalah ‘pemain’ terbesar dalam bidang penyewaan Video dan DVD. Namun sekarang mereka tidak mampu untuk melakukan inovasi untuk menyikapi era baru internet. Masyarakat lebih memilih untuk streaming (menonton) atau mengunduh film melalui  internet. Mereka juga melakukan beberapa strategi penyesuain pasar yang keliru, salah satunya dengan memperbesar ukuran permen, popcorn dan pernak-pernik yang juga tersedia di cabang-cabang mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline