Madura, sebuah pulau kecil yang penuh warna, memiliki jejak sejarah yang panjang dan kaya. Di bawah bayang-bayang masa lalu, salah satu figur yang menonjol adalah Arya Wiraraja, sosok yang berperan penting dalam meletakkan fondasi Madura sebagai "bangsa" yang mandiri dan tangguh. Refleksi ini tidak hanya mengungkap kisah masa lampau, tetapi juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai leluhur tetap relevan dalam membentuk karakter masyarakat hingga hari ini.
Salah satu nilai lokal yang menarik adalah konsep ngalappae manok ngabbher, sebuah filosofi hidup yang mengajarkan semangat pantang menyerah dalam mengejar cita-cita. Ibarat seorang yang berusaha menangkap ayam liar, nilai ini menuntut kegigihan, kesabaran, dan keberanian untuk melawan segala rintangan. Nilai ini bukan hanya sekadar tradisi lokal, tetapi cerminan karakter masyarakat Madura yang adaptif dan tak mudah menyerah.
Namun, di era modern, nilai ini mulai tergeser oleh berbagai tantangan global. Urbanisasi, arus teknologi, dan pergeseran budaya sering kali membuat semangat ngalappae manok ngabbher terasa asing di kalangan generasi muda. Meski begitu, kisah ini seharusnya tidak hanya menjadi nostalgia, tetapi juga inspirasi untuk melangkah ke masa depan dengan berpegang pada akar budaya.
Mengangkat kembali nilai-nilai leluhur seperti ini adalah langkah penting untuk menjaga identitas dan jati diri Madura di tengah perubahan zaman. Jika semangat ini terus hidup, Madura akan tetap menjadi simbol ketangguhan dan keberanian, tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga sebagai teladan bagi bangsa lainnya. Karena, sejatinya, ngalappae manok ngabbher bukan hanya tentang membumbui burung terbang, melainkan tentang keberanian untuk bermimpi dan berjuang tanpa henti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H