Lihat ke Halaman Asli

Momen Emosional: Tidak Dikenali Orang Tua Sendiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balairung ini semua berawal...dan berakhir

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Di balairung ini semua berawal...dan berakhir"][/caption]

Pagi ini saya terbangun dengan air mata memaksa mau keluar dan tenggorokan yang kelu. Entah mengapa pikiran pagi ini melayang kembali ke peristiwa belasan tahun silam.

Karena "pasukan" masih pada tidur, saya coba untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran ini ke dalam sebuah tulisan. Mohon maklum jika bahasanya kurang mengalir, karena ini tulisan orang yang baru belajar menulis....(malu,karena sudah tua:D)

Lembah Tidar, 1995

SMA saya memiliki sebuah ritual unik dalam masa probationnya. Selama 3 bulan setelah diterima di sekolah berasrama tersebut, siswa baru dilarang untuk berhubungan dengan dunia luar. Tidak boleh surat-suratan, tidak boleh keluar asrama, apalagi menelpon...(catatan: waktu itu HP baru keluar, dan masih merupakan barang mewah seharga puluhan juta dengan fisik yang lebih mirip batu bata)

Selama 3 bulan tersebut siswa baru di sekolah ini banyak melakukan aktivitas outdoor yang langsung mengubah warna kulit dengan drastis. Aktivitas tersebut sering mengubah fisik siswa baru menjadi lebih kurus dan liat. Juga rambut seluruh siswa dicepaki.

3 bulan yang terasa paling panjang dalam hidup saya itu akhirnya berlalu dan tibalah yang namanya waktu pelantikan. Tanpa kami diberitahu, ternyata setiap orang tua kami dari seluruh penjuru negeri sudah menerima undangan bagi acara tersebut.

Orangtua para siswa baru telah meramaikan komplek sekolah saya sejak pagi buta. kamipun sebagai siswa baru juga sudah memulai beberapa seremoni dan protokol yang berjalan sejak subuh dan disaksikan mereka. Sejak pagi nampak jelas para orangtua yang sangat penasaran mencari-cari yang mana anaknya diantara barisan 200-an siswa baru. Semuanya cepak, berseragam, termasuk warna kulit dan fisiknyapun hampir seragam. Tak mau kalah, setiap anakpun penasaran dengan mencuri-curi pandang di tengah protokol untuk sekedar mencari orangtua yang sudah tidak ditemuinya selama 3 bulan, diantara kerumunan ribuan tamu undangan.

Menjelang tengah hari, semua protokoler dan seremoni berakhir sudah. 200-an siswa baru di gelandang di suatu pelataran dan diminta membuat jarak sesamanya, layaknya mau senam. Di sekeliling pelataran adalah para orangtua yang mengerubung dengan radius 50-an meter.

Akhirnya setelah ada aba-aba, para orang tua dibebaskan untuk menyerbu ke dalam barisan dan ditantang untuk mencari anaknya masing-masing. Anak yang sudah tidak lagi mereka temui selama 3 bulan terakhir. Sang anakpun sudah dipesan untuk tetap diam dan membiarkan orangtua mencari-cari. DAN DILARANG MENANGIS :D. Name tag di dada kiri telah dilepas.

Tidak sedikit orangtua yang salah peluk anak orang.....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline