Lihat ke Halaman Asli

Kelompok 52 KKN

MIT DR ke-13

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Pelatihan Suvenir dari Tulang Daun

Diperbarui: 27 Februari 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi : Nabilla M.)

Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah (KKN MIT DR) Kelompok 52 adakan pelatihan pembuatan suvenir berbahan dasar tulang daun. Pelatihan tersebut mendatangkan narasumber dari jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. Pelatihan ini dilaksanakan di balai RW 04 Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna Kamis (17/2).

Rita Ariyana Nur Khasanah, selaku narasumber dalam pelatihan tersebut menuturkan bahwa pelatihan ini perlu dilakukan karena masih jarang orang ketahui.

"Pembuatan suvenir dari tulang daun masih jarang ditemukan, dengan diadakannya pelatihan ini harapannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencobanya sehingga dapat dibuat usaha sendiri," harap Rita saat diwawancarai.

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih warga sekitar dalam mengelola limbah organic menjadi  kerajinan tangan yang nantinya bisa diperjualbelikan dalam acara Gebyar UMKM yang akan dilaksanakan oleh Karang taruna.

"Melalui pelatihan ini, kita dapat memanfaatkan bahan-bahan yang dianggap hanya sampah agar bisa dimanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi. Dengan bahan-bahan tersebut bukan hanya dapat membantu mengatasi sampah tapi juga memiliki harga jual," kata Rita.

"Pembuatan kerajnan dari tulang daun cukup panjang prosesnya, mulai dari perebusan daun dengan cairan kimia hingga penggosokan daun menggunakan sikat gigi. Nantinya kalau sudah bersih bisa dihias sesuai kreatifitas masing-masing. Setelah dihias kemudian dikeringkan, yang nantinya setelah kering dilaminating agar daun tidak rusak. Suvenir yang biasanya dibuat dari daun adalah dapat berupa gantungan kunci, pembatas buku hingga hiasan pada pigura," tambah Rita.

Menurut Fanda, salah satu peserta, dirinya mengaku antusias dengan pelatihan ini karena dengan adanya kegiatan ini kita dapat memanfaatkan barang-barang di sekitar kita untuk dijadikan kerajinan atau benda pakai sehari-hari.

"Saya merasa senang dengan adanya pelatihan ini karena dengan adanya kegiatan ini mampu mengedukasi masyarakat terutama muda-mudi untuk memanfaatkan bahan tak terpakai," tanggap Fanda.

"Pembuatan suvenir dari daun sudah lama saya laksanakan. Saya sudah membuat suvenir tak hanya berasal dari daun saja akan tetapi juga banyak lagi dari sampah-sampah seperti cup kemasan minuman. Awalnya saya melihat tumpukan sampah saat melihat suami saya bekerja, suami saya bekerja di DLH Kota Bandung. Pemanfaatan sampah tersebut sudah saya tekuni sejak 2007 sampai sekarang. Pemasaran dari barang tersebut juga sangat luas, mulai dari untuk pribadi hingga suvenir pernikahan. Beberapa kali saya mendapat pesanan dari beberapa kota di Jawa Tengah, dan yang paling jauh di Aceh. Dulu saat pemasaran masih mengandalkan dari penjualan online tapi kini sudah memiliki outlet sendiri untuk memasarkanya." tambah Fanda,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline