Lihat ke Halaman Asli

Keke DwiAmbarwati

Mahasiswa Geografi FISIP Universitas Lambung Mangkurat

Potensi Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun 2021 Berdasarkan Analisi Location Quotient (LQ) Dan Sift Share

Diperbarui: 6 November 2024   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banjarmasin, 2024 -- Kabupaten Barito Kuala, yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki potensi ekonomi yang beragam di beberapa sektor utama, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang pengembangan di setiap sektor, sebuah analisis berbasis Location Quotient (LQ) dan Shift Share telah dilakukan. Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sektor-sektor unggulan di Kabupaten Barito Kuala, serta menyusun rekomendasi strategis untuk pembangunan yang berkelanjutan di wilayah ini.

Hasil analisis menggunakan metode LQ menunjukkan bahwa sektor perkebunan menjadi salah satu sektor unggulan, terutama pada komoditas kelapa dan purun. Kecamatan Jejangkit, Belawang, dan Marabahan tercatat sebagai wilayah yang memiliki potensi tinggi di sektor ini, menandakan peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut. Sebaliknya, beberapa komoditas seperti kopi dan kakao masih tergolong non-basis di sebagian besar kecamatan, yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan kondisi lokal atau mungkin masih memerlukan dukungan teknologi dan pasar untuk berkembang.

Pada sektor pertanian, hanya beberapa komoditas yang menunjukkan potensi sebagai basis di kecamatan tertentu. Komoditas jagung, kedelai, dan cabai merupakan produk unggulan di beberapa wilayah, meskipun sebagian besar kecamatan memiliki status non-basis pada komoditas ini. Hal ini menunjukkan perlunya dukungan infrastruktur, pelatihan, dan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan lokal dan membuka peluang ekspor.

Sektor peternakan di Kabupaten Barito Kuala menunjukkan bahwa unggas, terutama ayam kampung dan itik, memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Banyak kecamatan yang menunjukkan status basis untuk unggas, menandakan adanya potensi ekonomi yang besar di sektor ini. Sebaliknya, jenis ternak besar seperti sapi dan kerbau masih cenderung non-basis di sebagian besar kecamatan, yang mengindikasikan perlunya diversifikasi atau penyesuaian pada jenis ternak yang lebih cocok untuk wilayah ini.

Sementara itu, sektor perikanan sebagian besar masih didominasi oleh status non-basis di hampir seluruh kecamatan. Hanya Kecamatan Tabunganen yang menunjukkan keunggulan dalam sektor perikanan laut dan tambak, yang menandakan potensi wilayah ini sebagai pusat pengembangan perikanan. Selain itu, kecamatan seperti Tamban dan Marabahan juga menunjukkan potensi di bidang perairan umum dan kolam, yang perlu diperkuat dengan teknologi budidaya modern dan infrastruktur pendukung.

Dari hasil Shift Share, tampak bahwa mayoritas komoditas di berbagai kecamatan mengalami pertumbuhan lambat, khususnya pada tanaman pangan seperti bawang merah, cabai, kentang, dan jahe. Beberapa kecamatan, seperti Tabunganen, Marabahan, dan Belawang, menunjukkan pertumbuhan yang lebih progresif pada komoditas tertentu seperti jagung dan kedelai. Hal ini menunjukkan perlunya upaya untuk mendorong peningkatan produktivitas di kecamatan-kecamatan yang masih tertinggal dan mempertahankan pertumbuhan di wilayah yang sudah berkembang.

Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil analisis ini, berikut beberapa rekomendasi kebijakan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi Kabupaten Barito Kuala:

  1. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologi Pertanian: Di beberapa kecamatan dengan status pertumbuhan lambat, seperti Anjir Pasar dan Tamban, perlu adanya pengembangan infrastruktur yang lebih memadai serta pelatihan teknis untuk petani agar dapat meningkatkan hasil produksi dan daya saing komoditas lokal.
  2. Penguatan Sektor Unggas di Peternakan: Potensi ekonomi unggas seperti ayam kampung dan itik dapat menjadi basis perekonomian baru. Dukungan teknologi, pemasaran, serta akses permodalan bagi peternak di kecamatan yang sudah berstatus basis akan membantu meningkatkan daya saing komoditas ini.
  3. Pemanfaatan Teknologi Budidaya di Perikanan: Dengan mayoritas kecamatan berstatus non-basis dalam sektor perikanan, investasi pada teknologi budidaya seperti tambak, kolam, dan keramba sangat diperlukan. Penambahan sarana dan prasarana juga penting untuk menciptakan kapasitas produksi yang lebih besar dan kompetitif.
  4. Pendampingan Ekonomi Lokal dan Akses Pasar: Di kecamatan yang menunjukkan status progresif, perlu adanya dukungan melalui program pendampingan ekonomi. Program ini dapat mencakup akses ke modal, pelatihan kewirausahaan, dan bantuan pemasaran untuk memperluas jangkauan produk lokal hingga ke luar daerah.
  5. Diversifikasi Komoditas Pertanian dan Peternakan: Selain memperkuat komoditas yang sudah ada, diversifikasi produk melalui identifikasi komoditas baru yang sesuai dengan kondisi alam di masing-masing kecamatan dapat menjadi langkah untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu dan memperkuat ketahanan ekonomi.

Melalui implementasi strategi yang komprehensif ini, diharapkan Kabupaten Barito Kuala mampu meningkatkan daya saing di sektor-sektor unggulan dan mendorong perekonomian yang lebih merata serta berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline