Lihat ke Halaman Asli

Balada Sang Nafsu

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Badannya kecil, namun nafsunya sangat besar. Bahkan kami berduapun tak berdaya melawan nafsunya yang begitu menggelora.

Entah apa yang merasuk dalam hatinya sehingga dia tega membakar kami. Dengan baju yang tetap melekat pada tubuh kami, dibakarnyalah kami hidup-hidup. Sesekali tubuh kami diarahkan ke kanan, sesekali ke kiri. Semua menjadi rata terbakar!

Terlihat sinar matanya yang penuh nafsu membara memancarkan kebahagiaan yang tiada tara ketika mendapati tubuh kami telah terbakar dengan rata. Belum puas sampai disana, tubuh kami masih diolesi sesuatu yang rasanya begitu licin dan pedas.

“Mas Bambank, ini jagung bakarnya. Satu untukmu dan satu untukku. Saya olesi mentega dan sedikit cabe, jadi rasanya asin-asin pedas,” demikian Inge menawarkan jagung bakarnya ke Bambank.

[caption id="attachment_272417" align="aligncenter" width="300" caption="Jagung bakar (dok.pribadi)"][/caption]

*******

CodeConverted@MY360MI

Sedang belajar menulis flash fiction sambil menikmati jagung bakar pertama selama tinggal di UK. FF ini terdiri dari 114 kata dan 780 karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline