[caption id="attachment_201764" align="alignleft" width="300" caption="Cinta mentari dan rembulan yang tak pernah bertemu namun setia mendukung satu sama lain"][/caption] Cinta. Dia adalah sebuah misteri. Bagi sebagian orang, kehadirannya bak pencuri di malam hari, tak terduga dan tak terelakkan. Target korban pencurian bisa salah sasaran. Salah sasaran karena tidak melakukan pengamatan yang mendalam sehingga ada fakta-fakta yang terabaikan atau terlewati. Lalu bagaimana jika mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain? Apakah ini dinamakan cinta yang salah sasaran? Hmmm...mencintai seseorang sebagai sebuah pribadi mungkin tak salah, namun tatkala sang pujaan hati itu telah menjadi milik orang lain, maka cinta itu menjadi salah sasaran karena tidak tepat waktu dan ada fakta yang telah terabaikan. Sepasang kekasih hati menjalin cinta yang hanya dapat diwujudkan dalam imajinasi saja karena fakta yang ada tidak mengijinkan mereka untuk mewujudkannya secara nyata. Cinta yang hanya sebatas angan-angan dan kehadirannya hanya bisa dirasakan dalam linangan air mata kerinduan. Bagaikan cinta antara sang mentari dan rembulan, tak pernah bertemu namun setia mendukung satu sama lain, bersama mengarungi hidup dalam batas waktunya masing-masing. Dipergantian senja menjelang malam, sang semilir angin senja menyampaikan pesan cinta sang mentari kepada rembulan.. Not sometimes. But everyday, I miss you already. Not someday, but every single day I want to reach you. Hug you tightly, my dearest moon. Dan dipergantian subuh menjelang pagi, sang embun pagi menyampaikan pesan cinta sang rembulan kepada sang mentari... Your love give me a strength. Thank you for being there for me. I just love you so much and deeply. Kiss you gently, my dearest sunshine. Dan lagu itupun mengalun lembut... Sometimes when we touch, the honesty too much. And I have to close my eyes and hide. I wanna hold you till I die, till we both broke down and cry. I wanna hold you till the fear in me subsides.... CodeConverted@MY360MI Gambar diunduh dari Photobucket.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H