Kontrak derivatif adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk menjual atau membeli aset maupun komoditas di masa depan dengan harga yang disepakati. Derivatif adalah instrumen derivatif yang variabel dasarnya adalah instrumen keuangan berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang dan suku bunga. Nantinya, kontrak ini akan berfungsi sebagai objek perdagangan. Harga nilai kontrak ini harus disetujui oleh kedua belah pihak dan juga dipengaruhi oleh harga nilai aset atau komoditas yang mendasarinya.
Kontrak derivatif digunakan sebagai salah satu instrumen pengurusan risiko dalam pelaburan (Al-Amine, 2013). Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas.
Transaksi derivatif sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis yang ingin melakukan lindung nilai (hedging) terhadap suatu komoditas, yang selalu mengalami perubahan harga dari waktu ke waktu. Disamping itu, biaya yang harus dikeluarkan oleh para pelaku pasar derivatif jauh lebih murah, di bandingkan apabila transaksi lindung nilai tersebut melalui pasar fisik.
Potensi permasalahan yang mungkin muncul pada kontrak derivatif adalah:
- Risiko memiliki Bukti Right: Bukti Right didefinisikan sebagai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Bukti Right.
- Risiko memiliki Waran: Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia akan mengalami kerugian atas harga beli waran tersebut. Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di bursa, maka pemilik waran juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli waran lebih tinggi daripada harga jualnya.
- Risiko Kontrak Berjangka Indeks Efek Pada saat jatuh tempo, investor harus menutup atau menyele-saikan posisinya, walaupun harga yang terjadi berbeda dengan harapannya, sehingga investor dapat mengalami kerugian yang sangat besar jika dibandingkan dengan modal awalnya. Apabila investor mengalami kerugian yang besar, maka ia diharuskan untuk menyetor tambahan dana ke lembaga kliring.
Kegunaan utama dari produk derivatif adalah untuk mengalihkan resiko ataupun mengambil suatu resiko tergantung apakah posisinya sebagai hedger (pelaku lindung nilai) atau spekulator. Bermacam-macam rentang nilai antara aset acuan dan alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak derivatif yang diperdagangkan di pasaran. Sekali potensi resiko mata uang yang dihadapi dapat didentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi resiko tersebut. Terdapat tiga strategi yang dapat digunakan untuk melakukan lindung nilai yaitu (Choi, 2005; 240):
- Strategi lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai dominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang tersaji. Contoh, saldo kas yang meningkat dalam mata uang asing dapat mengimbangi penurunan tingkat suku bunga dan pendapatan yang berasal dari instrument pendapatan tetap di pasar local.
- Strategi lindung nilai operasional, bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variable-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jual secara proporsional terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini, akan membantu perlindungan target margin kotor.
- Staregi lindung nilai kontraktual, bentuk perlindungan yang dilakukan dengan membentuk instrument lindung nilai kontraktual guna memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi resiko mata uang asing yang dihadapi. Kebanyakan dari instrument lindung nilai kontraktual ini berbentuk produk derivatif.
Transaksi derivative sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis yang ingin melakukan lindung nilai (hedging) terhadap suatu komoditas, yang selalu mengalami perubahan harga dari waktu ke waktu. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Referensi:
Al-amine, M. A. M. (2013). Risk and Derivatives in Islamic Finance: A Shariah Analysis. In K. Hunt-Ahmed (Ed.), Contemporary Islamic finance: Innovations, Applications, and Best Practices (pp. 331--352). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. https://doi.org/10.1002/9781118653814.
Choi, Frederick D.S, Carol A. Frost and Gary K. Meek., 1999, International Accounting. Prentice Hall, New Jersey.
Rifa, D. (2008). MENGELOLA RESIKO DENGAN PRODUK DERIVATIF, Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing, 3(2).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H