Lihat ke Halaman Asli

DBD Tak Kunjung Tuntas, Tenaga Kesehatan Masyarakat Perlu Bertindak Tingkatkan Kebersihan Lingkungan

Diperbarui: 16 September 2024   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam Berdarah Dengue atau biasa dikenal DBD telah menjadi permasalahan global sejak pertama kali muncul pada tahun 1953 di Filipina. Penyebaran yang cepat terutama ke negara beriklim tropis diikuti angka kematian yang tinggi menyebabkan DBD mendapatkan perhatian global sebagai ancaman Penyakit Menular Serius (PMS). Demam berdarah merupakan infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan antropoda sejenis nyamuk Aedes aegypti serta Aedes albopictus betina selama proses penghisapan darah. Seiring berjalannya waktu DBD masih ada disekitar kita. Akan tetapi, proses penyebarannya yang tidak terlihat membuat masyarakat kurang waspada dan bersikap acuh tak acuh.

Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi penyebaran virus dengue, termasuk perubahan iklim, malnutrisi, rendahnya daya tahan tubuh, dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) terus dilakukan, termasuk pengendalian sarang nyamuk melalui program 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) serta fogging atau pengasapan untuk membasmi nyamuk dewasa. Pada beberapa negara, vaksinasi juga telah diperkenalkan untuk mencegah penyebaran virus dengue.

Akan tetapi rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih menjadi permasalahan yang tak terselesaikan. Jumlah penderita demam berdarah diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan kondisi lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya disertai peningkatan jumlah penduduk (Saraswati and Sri Wulan, 2021). Salah satu langkah efektif pemberantasan DBD ialah membasmi rantai penyebaran virus dengue melalui penerapan sanitasi lingkungan yang baik dan benar. Banyak anggota masyarakat bersikap acuh tak acuh dan meremehkan masalah ini dan lebih memilih cara praktis untuk membuang sampah bahkan menyewa orang lain daripada memahami serta mencari solusi yang tepat. Kurangnya keterlibatan masyarakat juga menjadi penyebab sanitasi lingkungan yang buruk.

Dalam menghadapi tantangan ini, tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang krusial. Mereka dituntut untuk selalu sabar dan tak kenal lelah menyuarakan berbagai permasalahan serta penanggulangan melalui metode promotif yang menarik hati masyarakat sebagai bentuk preventif dari penanggulangan masalah  DBD ini.  Para tenaga kesehatan masyarakat perlu melakukan adanya penyuluhan dan edukasi tentang pentingnya sanitasi disertai praktik sanitasi lingkungan yang baik dan benar. Selain itu, para tenaga ahli kesehatan juga diharapkan untuk aktif dalam mengatur kegiatan pengelolaan sampah, pelaksanaan program 3M dan program bersih lingkungan. Merencanakan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan fasilitas sanitasi di masyarakat dan mendukung upaya pencegahan berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat melalui bimbingan yang tepat.

Tenaga kesehatan masyarakat harus mengembangkan strategi berdasarkan pemantauan data lapangan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai efektivitas program sanitasi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya penerapan teknologi dalam pengelolaan sampah serta sanitasi untuk menciptakan solusi yang lebih efisien. Kita perlu melibatkan masyarakat baik tua maupun muda dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan untuk memperkuat kesadaran serta pemahaman masyarakat luas terkait kebersihan lingkungan. Serta melakukan pemantauan berkelanjutan usai berakhirnya program bimbingan untuk memastikan keberlanjutan program di masyarakat tercapai.

Kata kunci : DBD, Kesehatan, Lingkungan, Masyarakat, Sanitasi

Sumber referensi

Frida, N. 2020. Mengenal Demam Berdarah Dengue. Google Books.

Kesmas. 2024. Beberapa Masalah Sanitasi di Indonesia. The Indonesian Public Health. https://www.indonesian-publichealth.com/masalah-sanitasi-di-indonesia/ . [online]. (Diakses tanggal 9 September. 2024).

Sawaswati, I. and Sri Wulan, S. 2021. View of Penyuluhan kesehatan tentang penyakit demam berdarah Iphorr.com. Jurnal of Public Health Concern, 1(2), 97-110.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline