Keterkaitan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja
Penyakit gastritis atau yang biasa disebut maag adalah kondisi peradangan pada dinding lambung atau mukosa yang sering dialami oleh individu dengan pola makan yang kurang teratur. Kebiasaan makan yang buruk dan konsumsi makanan yang merangsang asam lambung dapat meningkatkan risiko gastritis. Menurut WHO, prevalensi gastritis di Indonesia mencapai 40,8%. Di beberapa daerah, angka kejadian gastritis cukup tinggi, dengan total 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Pada remaja, gastritis dapat menjadi masalah kesehatan yang serius, sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak sehat. Dampak dari penyakit gastritis dapat menggangu aktivitas sehari-hari pasien karena munculnya berbagai keluhan, seperti nyeri ulu hati, sensasi terbakar, mual, muntah, lemas, dan keluhan lainnya. Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dab dibiarkan hingga menjadi kronis, daoat berkembang menjadi ulkus peptikus, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kompilaksi serius. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas secara rinci bagaimana pola makan memengaruhi kejadian gastritis di kalangan remaja.
- Pola Makan yang Buruk
Pola makan yang sering kali memicu gastritis yaitu frekuensi makan yang tidak teratur, porsi makanan yang cenderung sedikit. Pola makan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu frekuensi makan, jenis makanan, dan ukuran porsi. Frekuensi makan dikatakan baik jika frekuensi makan setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1 kali makanan selingan. Remaja yang menderita gastritis sering kali memiliki pola makan yang tidak sehat. Kebiasaan makan yang buruk ini menjadi salah satu faktor utama yang memicu kejadian gastritis. Banyak remaja yang sering terlambat makan bahkan melewatkan makan yang seharusnya. Ketika perut seharusnya diisi tetapi dibiarkan kosong atau pengisiannya ditunda, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang tidak nyaman. Akibatnya, pola makan yang tidak seimbang ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gastritis, serta masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan pencernaan dan obesitas.
- Mengonsumsi Makanan atau Minuman Pemicu Gatritis
Mengonsumsi makanan dan minuman tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala gastritis. Makanan tinggi lemak, seperti gorengan, dapat meingkatkan produksi asam lambung dan memperlambat pencernaan. Selain itu, jenis makanan pedas dan asam juga dapat merangsang dinding lambung untuk memproduksi lebih banyak asam lambung. Akibatnya, kekuatan dinding lambung akan berkurang, dan kondisi ini sering kali menyebablan luka pada dinding lambung, yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya gejala gastritis.
- Kurangnya Variasi Jenis Makanan
Kurangnya variasi dalam pola makan sangat berpengaruh karena makanan yang kurang bervariasi dapat menimbulkan kebosanan dan cenderung lebih memilih makanan cepat saji. Makanan cepat saji, yang sering kali menjadi pilihan utama karena kepraktisannya, biasanya mengandung tinggi lemak, garam, dan gula, tetapi rendah nutrisi dan gizi penting yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Dalam hal pengobatan, pendekatan farmakologis maupun non-farmakologis dapat diterapkan. Penggunaan obat-obatan dapat membantu meredakan gejala gastritis. Namun, pola makan yang baik dan teratur tetap menjadi aspek utama dalam menatalaksanaan gastritis. Dengan menerapkan pola makan yang teratur, remaja tidak hanya dapat mengatasi gejala gastritis tetapi juga dapat mencegah gejala di masa depan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan gaya hidup seimbang akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup remaja serta mencegah terjadinya gastritis yang berulang. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk lebih sadar akan pilihan makanan mereka dan berusaha menerapkan pola makan yang lebih sehat dan teratur demi menjaga kesehatan lambung dan tubuh secara keseluruhan.
Oleh: Keisha Talita Azalia, mahasiswi S1 farmasi STIFAR Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H