Lihat ke Halaman Asli

Hans Christian Andersen, Penyandang Disleksia Namun Sukses dalam Menulis

Diperbarui: 20 Februari 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hans Christian Andersen adalah seorang penulis dan penyair asal Denmark. Ia lahir di keluarga miskin pada tanggal 2 April 1805 di kota Odense, Denmark. Ayah Andersen lah yang pertama kali memperkenalkan sastra kepada Andersen. Ibu Andersen nyaris buta huruf. Ayahnya sangat menyayangi Andersen, ia mengajak Andersen bermain dan membacakan buku baginya. 

Bersama-sama mereka membuat mainan dan menggunting-gunting kertas. Bahkan mereka membuat pertunjukkan menggunakan boneka-boneka yang mereka buat dari bahan-bahan sederhana. Hal itu menghidupi imajinasi Hans Christian.

Pada tahun 1818, Andersen dikirim ke sekolah asrama untuk anak-anak kaya, di mana ia menerima pendidikan lanjutan dan dipaksa untuk menjadi mendukung ibunya yang bekerja sebagai pengacara, bekerja sebagai bankir, dan kemudian untuk seorang dokter.

Pada tahun 1819, Andersen pergi ke Kopenhagen untuk bekerja sebagai aktor. Andersen memiliki suara sopran yang sangat baik dan ia pun diterima ke dalam Royal Danish Theatre, tetapi suaranya segera berubah. Seorang kolega di teater mengatakan kepadanya bahwa ia menganggap Andersen penyair. Mengambil saran serius, Andersen mulai fokus pada tulisan. 

Dia kembali ke sekolah dan ia didukung oleh seorang pelindung bernama Jonas Collin. Dia mulai menulis selama periode ini, atas desakan Collin, namun tidak disarankan untuk melanjutkan oleh gurunya. Jonas Collin mengirimnya ke tata bahasa sekolah di Slagelse dan semua biaya sekolahnya ditanggung oleh Jonas Collin. Andersen telah menerbitkan cerita pertama yaitu The Ghost di Grave Palnatoke, pada tahun 1822. Meskipun bukan mahasiswa yang tajam, ia juga bersekolah di Elsinore sampai 1827.

Dia juga mengatakan tahun di sekolah yang paling gelap dan paling pahit dalam hidupnya. Di satu sekolah, dia tinggal di rumah kepala sekolahnya. Di sana ia disiksa dalam rangka "meningkatkan karakternya," itu katanya.

Dongeng awal yang dibuat oleh Andersen berjudul The Tallow Candle ditemukan dalam arsip Denmark pada Oktober 2012. Kisah The Tallow Candle ditulis tahun 1820-an. Dongeng itu menceritakan tentang lilin yang tidak merasa dihargai. Ini ditulis saat ia masih di sekolah dan didedikasikan untuk seorang dermawan.

Pada tahun 1829, Andersen menikmati kesuksesan besar dengan sebuah cerita pendek berjudul Perjalanan di Kaki dari Canal Holmen untuk Point Timur Amager.

Pada tahun 1874, pemerintah Denmark menobatkan H.C. Andersen sebagai "National Treasure". Bukan hanya itu, mereka juga memberi H.C. Andersen uang, dan membangunkan sebuah patung di King's Garden di Copenhagen.Satu tahun kemudian, patung H.C. Andersen diresmikan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 70 tahun. Sayangnya, Andersen sendiri tidak bisa terlalu lama menikmati patung dirinya. Empat bulan kemudian, tepatnya pada 4 Agustus 1875, Andersen wafat setelah berjuang melawan penyakit kanker hati yang dideritanya.

Kebanyakan hasil karya tulisnya merupakan pengalaman Hans Christian Andersen sendiri. Seperti The Ugly Ducking. Lahir dari keluarga kekurangan, menerima banyak ejekan, hingga menderita disleksia, kisah hidup H.C. Andersen jelas tidak seindah dongeng ciptaannya. Tapi hebatnya, justru dari pengalaman buruk itu, Andersen berhasil membuat banyak anak di seluruh dunia bahagia dengan dongeng yang ditulisnya.

Cerita-cerita dongeng Andersen berisi pesan-pesan moral universal. Maka tidaklah mengherankan bila karya-karyanya itu kemudian diterjemahkan tak kurang ke dalam 147 bahasa di dunia. Buah tangannya pun tidak sebatas "pelajaran" untuk anak-anak melainkan dibaca oleh orang dewasa di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline