Lihat ke Halaman Asli

Krisis Moneter 1998

Diperbarui: 2 Januari 2023   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap negara memiliki berbagai jenis mata uang dengan nilai yang berbeda. Dengan uang kita bisa membeli atau memakai jasa apapun yang kita butuhkan. Sebab uang memang menjadi bagian penting dalam kehidupan dan salah satu yang menunjukan tingkat sosial seseorang di masyarakat. 

Mata uang Indonesia sendiri adalah Rupiah (IDR) yang diterbitkan dan dikendalikan oleh bank Indonesia. Jadi apa kaitan penjelasan singkat mengenai uang atau mata uang itu sendiri dengan krisis moneter? Kaitan nya adalah, krisis moneter merupakan suatu kasus dimana melemahnya nilai tukar mata uang yang menyebabkan harga suatu barang menjadi naik. 

Krisis moneter sendiri pernah menjadi problem keuangan yang cukup parah seperti yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Yang dimana harga suatu barang melambung sangat tinggi tanpa adanya pemasukan yang sepadan, membuat masyarakat berpikir sempit sehingga muncul kriminalitas di antara masyarakat itu sendiri.

1998 adalah tahun yang kelam bagi Indonesia di bidang perekenomian, karena pada saat itu krisis ekonomi yang terjadi banyak menimbulkan kriminalitas di masyarakat seperti penjarahan toko, mall, bahkan perumahan orang kaya (admin, 2017). Ditambah kasus rasisme yang dialami masyarakat Indonesia beretnis cina yang dikabinghitamkan oleh masyarakat setempat karena dianggap sebagai dalang terjadinya krisis ekonomi tersebut. 

Padahal krisis ekonomi sendiri terjadi karena perusahaan swasta dalam negeri yang berhutang ke Lembaga perbankan luar negri dengan tenggat waktu pendek, deviasa negara yang juga menipis pada saat itu menimbulkan ketidakstabilan, juga lemahnya sistem perbankan dalam negeri, dan juga gonjang-ganjing politik dalam negeri, tetapi masalah utama semua itu adalah hutang.

resmi mentri sri mulyani akibat krismon yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 indonesia mengalami kerugian atau tepatnya hutang yang dimiliki pemerintah Indonesia sebesar RP. 224 triliun. 

Tentunya nominal itu bukanlah jumlah yang sedikit dan tentunnya menjadi kewajiban tetap bagi pemerintah untuk melunasi hutang tersebut, dan nominal segitu kata orang yang kerap disapa ani itu hanyalah Sebagian kecil  total biaya yang harus dibayar pemerintah akibat rusaknya sektor nasional pasca krisis 1997-1998.

Gubernur bank Indonesia (BI) agus martowardojo menilai, krisis 20 tahun silam harus dijadikan pelajaran berharga bagi bangsa untuk menjaga stabiilitas sektor keuangan termasuk perbankan di dalamnya (sukmana, 2017). 

Apalagi saat ini, 71% ekonomi nasional hanya dibiayai oleh perbankan. Bahkan kata agus, total aset industry jasa keuangan Indonesia sudah mencapai RP. 16.000 triliun. Dan salah satu upaya untuk menjaga sektor keungan tersebut tetap stabil adalah dengan memastikan otoritas yang mengawasi yakni otoritas jasa keuangan atau OJK, baik nya dipimpin oleh orang-orang dengan kemampuan dan intregitas tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline