Lihat ke Halaman Asli

Keenan Gandhi Trimurti

Penulis Partikelir

Mafia Bola, Match Fixing, dan Beberapa Hal yang Tak Kunjung Rampung

Diperbarui: 24 Desember 2022   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kalbarterkini.pikiran-rakyat.com

Jika kita ingin menunjuk apa faktor yang membuat sepak bola Indonesia tak kunjung memberikan prestasi yang mentereng, maka erat kelindan antara mafia bola dan match fixing adalah salah duanya. Sayangnya, kita jarang sekali mendengar (jika tak mau mengatakan tidak pernah) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tegas dalam urusan ini. Dan ini adalah persoalan.

Hambatan terkait mafia bola dan tindakan pecundang model match fixing ini bak api dalam sekam. Ia seolah tak terlihat, padahal ia sangat destruktif. Untuk itu, PSSI perlu melakukan tindakan nyata untuk memberantas beberapa hal dimaksud.

Menjelang Kongres Luar Biasa (KLB), kita selaku penggemar bola perlu mewanti-wanti asosisasi yang menaungi seluruh tetek bengek sepak bola di Indonesia ini bahwa mustahil sepak bola kita maju, jika urusan mafia dan match fixing ini masih belum terbenahi.

Hal yang Perlu Dilakukan

Sebagai salah satu olahraga paling populer di Indonesia dan melibatkan banyak sekali orang semisal pemain, pelatih, official, hingga penonton, sepak bola memang dibangun atas berbagai variabel penting. Sebagai sebuah cabang olahraga yang sangat deras dalam konteks ekonomi, seiring dengan tumbuhnya popularitas sepakbola di Indonesia, muncul pula fenomena yang merugikan kejujuran dan integritas olahraga tersebut, yaitu mafia bola dan match fixing.

Mafia bola adalah kelompok atau konspirasi yang terlibat dalam mengatur jalannya pertandingan sepakbola dengan cara yang tidak jujur. Mereka bisa melakukan berbagai macam aksi, mulai dari menyuap pemain, wasit, hingga official lainnya untuk mempengaruhi hasil pertandingan sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini tentu saja merugikan kejujuran dan integritas sepakbola, serta dapat menyebabkan kecurangan dalam pertandingan.

Match fixing, atau penyiapan pertandingan, adalah salah satu bentuk dari mafia bola yang paling dikenal. Ini merujuk pada kegiatan mengatur hasil pertandingan sepakbola dengan cara yang tidak jujur, dengan tujuan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu. Match fixing dapat terjadi pada tingkat apa pun, mulai dari pertandingan amatir hingga pertandingan profesional.

Pengaruh mafia bola dan match fixing bagi sepakbola di Indonesia tentu saja sangat merugikan. Selain merusak integritas olahraga, fenomena ini juga dapat menyebabkan kerugian finansial bagi klub-klub sepakbola, serta menimbulkan kecurangan dalam pertandingan yang dapat merusak reputasi sepakbola di Indonesia.

Untuk menanggulangi mafia bola dan match fixing, diperlukan tindakan nyata dari pemerintah, federasi sepakbola, dan semua pihak terkait. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku kecurangan, serta meningkatkan pengawasan dan transparansi dalam pertandingan sepakbola. Selain itu, pendidikan dan pemupukan sikap terhadap pentingnya integritas olahraga juga perlu dilakukan agar generasi muda dapat menghargai kejujuran dalam bermain sepakbola.

Dengan demikian, pengaruh mafia bola dan match fixing bagi sepakbola di Indonesia sangat merugikan, sehingga perlu tindakan nyata dari PSSI. Menjelang KLB nanti, problem ini harus menjadi fokus utama PSSI supaya sepak bola kita bisa lebih baik lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline