Rumah Indonesia,
Rumah Harapan Bersama
Cantik , Sejuk,tenang, damai, bening/ Hamparan rumput indahnya hijau berpadu/ Batang tumbuh tegak meninggi/ Langit cerah mematri hari/ Di rumah ini,kau tak lagi/ membangunkan pagi memeluk malam / Merapikan masa depan / Dan menunggu kembali setiap pagi/ Waktu yang berlalu / seperti pagi yang kemarin / selalu menjanjikan harapan baru / Wahai,/ Udaramu kuhirup hingga ke ujung ujung jari. / Aku khalifah, jangan katakan hanya sementara./ Mari bicara tentang makna hidup disini/ Dan mencari tahu,/ Betapa sebuah doa akan dikabulkan./
Datanglah ketempatini/ Berharaplah bukan tetap sekedar jadi mimpi/ Meski tak tahu entah kapan bisa jadi kenyataan. Mengapa liriknya begini? Yah, itu karena hasil sambungan dari berbagai komen yang "dipaksakan" nyambung, he...he....he....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H