Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Wibisono

TERVERIFIKASI

Palembang, Sumatera Selatan

Puisi: Kemarau Darah

Diperbarui: 9 Oktober 2023   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarau Darah

Kemarau membungkus langit
Menggulung habis sisa bukit nan berembun
Dedaun menua mematah ranting
Waktu yang terbit seakan jatuh meranggas

Kemarau begitu erat menyayat
Seperti berlaksa sembilu melukai langit
Semilir angin yang biasanya mampir-pun pergi
Kegerahan mengelupas diantara nafas

Kemarau membungkus langit
Mungkinkah dia tengah mengalirkan pesan semesta?
Tentang betapa mudahnya amarah pecah
Menikam hasrat kasih yang kukuh  memberhala!   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline