Kemarau Darah
Kemarau membungkus langit
Menggulung habis sisa bukit nan berembun
Dedaun menua mematah ranting
Waktu yang terbit seakan jatuh meranggas
Kemarau begitu erat menyayat
Seperti berlaksa sembilu melukai langit
Semilir angin yang biasanya mampir-pun pergi
Kegerahan mengelupas diantara nafas
Kemarau membungkus langit
Mungkinkah dia tengah mengalirkan pesan semesta?
Tentang betapa mudahnya amarah pecah
Menikam hasrat kasih yang kukuh memberhala!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H