Kurun waktu tiga tahun, mungkin waktu yang cukup singkat bagi seorang pelatih sepakbola untuk dapat membentuk satu timnas yang solid dan disegani namun sebaliknya tiga tahun juga bukanlah waktu yang pendek.
Shin Tae Yong adalah pelatih berkelas dunia, Dia pernah mempermalukan Jerman di piala dunia. Ketika bersepakat menangani timnas Indonesia, ia menerimanya sebagai "tantangan menarik" untuk memajukan sepakbola Indonesia dan menolak pinangan lain datang bertubi.
Dalam perjalanannya melatih timnas Indonesia, Coach Shin Tae Yong membaca bahwa para anak didiknya butuh waktu yang panjang untuk meningkatkan level permainan meski sekedar "hanya" di level Asia Tenggara sekalipun, Makanya dalam jangka pendek, Coach Shin memadukannya dengan program Naturalisasi. Memanggil para pemain sepakbola berdarah Indonesia yang berkiprah di Eropa.
Meski terdapat pro kontra program ini berjalan dengan baik dengan bergabungnya Jordi Amat, Sandy Wals dan sebelumnya telah ada stiker Ilja Spasojevic dan Elkan Baggott.
Namun apa hendak dikata, Coach Shin Tae Yong masih belum berhasil menghadirkan prestasi yang membanggakan dan dirindukan insan sepakbola tanah air dan untuk kedua kalinya kembali gagal membawa piala AFF pulang.
Coach Shin Tae Yong agaknya masih butuh waktu lebih untuk mengasah mental, skill individu, ketahanan fisik dan menjalin kepercayaan dan saling kesepahaman dalam timnas Indonesia.
Tak mengapa Coach, teruslah berjuang apapun kondisinya kami tetap mendukungmu, kami paham engkau telah bekerja keras buat timnas Indonesia, pada waktunya prestasi itu pasti akan datang.
Garuda, engkau tetap di dadaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H