(1)
Tergesa merentang jemari tak sabaran menari di lantai tanya
Berupaya membaca gurat wajahmu mumpung pagi masih terlentang sunyi
Kiranya kutemukan sosokmu nan elok hanyalah selebar payung
Pondok-pondok terong sederhana berjajar mengitarimu
(2)
Namun tunggu sebentar
Itu dulu
Ketika konon kabarnya julukanmu masih kandangnya rumah-rumah semak pemotongan ayam
Ketika dulu sekali bule-bule kompeni masih erat bercokol
(3)