Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Wibisono

TERVERIFIKASI

Palembang, Sumatera Selatan

InsidenTolikara, Sebuah Proses Pendewasaan Diri

Diperbarui: 19 Juli 2015   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Rusuh antar umat beragama semestinya tidak harus terjadi. Agama mengajarkan kepada penganutnya untuk berhati mulia dan saling menyayangi terhadap sesama. Jika terdapat bara dalam hati terhadap penganut agama selain keyakinan diri, tentulah ada yang belum baik dalam pemahaman terhadap agama sendiri, apapun agama atau kepercayaan yang diyakini.

Menjalin kehidupan yang harmonis diantara pluralistik beragama dan keyakinan individu terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada masyarakat Indonesia yang nota bene terdiri dari beragam agama, keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tentulah tidak mudah. Toleransi dan saling menghormati tentulah sebuah harga mati.

Telah terlalu sering didengar letupan kecil yang cukup mengganggu keharmonisan kehidupan bermasyarakat di negeri ini dikarenakan perbedaan keyakinan. Usahlah mencari “kambing hitam” atas gesekan yang terjadi, masing-masing mawas diri dan kembali kepada kejernihan hati dalam menyikapi perbedaan keyakinan tentulah salah satu solusi mulia.

Semoga insiden Tolikara yang terjadi beberapa hari yang lalu menjadi peristiwa terakhir dan mengambil pembelajaran sebagai sebuah proses pendewasaan diri bahwa sesungguhnya kita adalah keluarga besar yang menjunjung tinggi kebhinekaan dalam bingkai indah negara kesatuan Republik Indonesia.

Selamat Idul Fitri bagi yang merayakannya dan salam sejahtera senantiasa bagi kita sesama anak bangsa yang berbahagia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline