(1)
Tiga puluh jurus berlalu begitu cepat,
Pendekar budiman hanya berkelit menghindar
Tebasan sepasang pedang kembar siluman bukit tengkorak menderu tajam
Nafsu membunuhnya telah membubung di ubun-ubun
(2)
Amarah siluman bukit tengkorak kian meradang ..
Ia merasa sangat dilecehkan,
Jurus tikaman tanpa bayangan andalannya, kiranya hanya menusuk angin
Sama sekali belum mampu melukai si pendekar budiman
(3)
Kini ia berancang-ancang merapal mantera,
Kedua belah tangannya tampak mengepulkan asap hitam
Siluman bukit tengkorak agaknya ingin segera mengakhiri pertempuran
Sejurus kemudian, deru kematian mengepung pendekar budiman
(4)
Ini adalah hari terakhir perburuan Istana Perak
Pertempuran berdarah sesungguhnya telah bermula berpekan yang lalu
Pendekar budiman segera mengerahkan hawa murni
Sekelebat sinar putih melingkupi tubuhnya yang tampak kerempeng
(5)
Duar ..
Ledakan dahsyat dua kekuatan tenaga dalam memecah hening
Siluman bukit tengkorak terhuyung, sepasang pedang kembarnya terpelanting
Mulutnya memuntahkan darah segar ..
(6)
Pendekar budiman kaget bukan kepalang,
Untung ia cepat melindungi dirinya dengan ilmu pamungkas langit-nya
Hingga untuk sementara ia terhindar dari kematian tragis
Pertempuran belum berakhir ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H