Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Wibisono

TERVERIFIKASI

Palembang, Sumatera Selatan

Breaking News, Puisi Sekarat

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Terlalu banyak sudah onak yang terpijak

Darah yang mengucur tak lagi merah

Teriakan lantang tersendat di kerongkongan

Peluh yang meleleh, kering sebelum jatuh

(2)

Lumpur duka itu masih saja menyembur

Telah bertahun jemari lemah menggapai asa

Semua kehendak diri telah letih dan lelah

Tak ada kepedulian kuasa yang turun

(3)

Nun di seberang pematang jelata miskin

Untaian butiran padi telah bunting menjuntai

Warna kuning emasnya silau memancar

Entahlah, sihir apa lagi yang akan mendera!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline