Tanggal 10 April bukan sekedar hari bagi umat Kristiani merayakan hari Jumad Agung tetapi lebih dari pada itu menjadi hari yang tidak pernah dilupakan oleh masyarakat NTT yang bermayoritas kristen tersebut. Pasalnya di hari itu seorang El Asamau, pria asal Kalabahi-Kabupaten Alor secara terang-terangan menyatakan dirinya positif tertular virus Covid 19 yang belakangan ini telah meraja lelah di Indonesia. Pengakuan El seolah membuat runtuh tembok kokoh yang telah dibuat pemerintah seantero Nusa Tenggara Timur. Bahkan pengakuan El menjadi antiklimaks dari perjuangan panjang Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten untuk menghindari virus yang satu ini. Malang tidak dapat ditolak. Nasi sudah menjadi bubur, El hadir ditengah keyakinan Pemerintah maupun masyarakat NTT bahwa mereka masih baik-baik saja dan sulit untuk terjangkit. Hal ini wajar jika melihat sepak terjang dan usaha mereka yang berusaha mengikuti aturan yang telah diterapkan (Catatan:walaupun ada yang masih menganggapnya angin lalu). Mulai dari cuci tangan dengan sabun, social distance, phisikal distance sampai penerapan aturan di rumah saja sudah cukup baik. Hal itu belum ditambah dengan itikat baik dari Pemerintah Provinsi NTT dan 21 Kota/Kabupaten di NTT yang serius sekali mengupayakan wilayahnya tidak terjangkit virus yang mematikan tersebut. Mulai dengan penyemprotan disfektan, pengadaan APD di Rumah Sakit Rujukan hingga pengganggaran yang melebihi ekspektasi banyak orang. Iya Pemerintah Provinsi begitu percaya bahwa pandemi itu tidak akan menjadi teror di Negerinya. Mereka belajar dari kesalahan yang sudah dibuat di daerah lainnya. Hingga memastikan bahwa semua ini akan terlihat baik tanpa menyadari bahwa sekuat apapun kita ada titik kecil yang bisa merobohkan kekuatan itu. Dan fenomena El adalah bagian dalam tulisan ini sebagai tokoh sentral cerita covid 19 di NTT bukan untuk menghakimi tapi lebih pada sebuah apresiasi penulis karena sebagai titik kecil El telah membangunkan anak satu Negeri untuk sadar kalau percaya saja tidak cukup, apalagi dengan jemawa.
Media Youtube, Bukti Kecerdasan El Menyampaikan Pesan
Dan tulisan ini dimulai dengan mengkaji pola komunikasi yang digunakan oleh El Asamau dalam menyampaikan pesan A satunya sekaligus meluruskan kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat. Iya El sadar betul bahwa dalam situasi yang serba sulit ini masyarakat NTT termasuk penulis kudu kurang percaya dengan informasi yang sudah disampaikan oleh BPBN dalam releasenya pada kamis malam itu. Banyak berspekulasi bahwa pasien positif itu memang berasal dari NTT tapi tidak berada di NTT. Lebih parah lagi spekulasi itu mengantarkan orang pada kesimpulan bahwa data yang direlease Pemerintah Pusat belum valid dan tidak sesuai realita. Kepercayaan yang begitu tinggi dibarengi dengan keyakinanan besar membuat informasi 1 Warga NTT positif corona dianggap isapan jempol belaka ataupun hanya sekedar teror. Para pekerja media pun beberapa kali dibully dengan situasi itu. Bahkan diantaranya menyangsikan informasi media dengan memunculkan berita tandingan lain bahwa NTT masih bebas corona. Sakit memang. Namun itulah realitas yang terjadi hingga El hadir melalui kesaksiannya dengan akun Youtubenya. Semua kaget bahkan tidak percaya. Saking tidak percayanya, tayangan youtube El soal kesaksian dan klarifikasinya itu sudah ditonton hingga 230 ribu lebih dan dibagikan hampir ratusan kali di media sosial dengan like mencapai 7,4 ribu. Subscribernya pun melonjak drastis hingga 4,39 ribu hingga pukul 24.00 wita. Iya sebuah pengakuan yang terlampau berani menurut penulis dengan media yang cukup sukses membuat orang tidak berhenti mencari namanya. Iya El menyadari bahwa dirinya butuh media namun bukan Facebook ataupun media lainnya, dia butuh youtube untuk menceritakan semua yang dia alami walaupun dirinya tahu pasti bahwa youtube di kalangan masyarakat NTT masih jarang digunakan. Dirinya percaya Youtube bisa jadi dewa baginya menyampaikan pesan untuk menyakinkan masyarakat NTT. Lalu kenapa harus Youtube? Toh masih ada banyak media lain yang digunakan?
Itulah kehebatan El yang bagi penulis patut diacungi jempol. Bagaimana tidak dengan durasi video yang memakan waktu 18.45 menit dirinya tahu betul bahwa youtube punya kelebihan dalam kecepatan mengupload video tanpa harus mengalami gangguan karena alasan tertentu. Selain itu, youtube juga menyediakan ukuran HD yang membuat setiap orang yang menontonnya merasa puas apalagi video-video di youtube bisa diunggah kapan pun kita mau. Tidak hanya itu, El yang baru lulus S2 dari Amerika Serikat itu percaya bahwa dengan kepopuleran Youtube yang mendunia itu mampu membuat orang percaya bahwa yang disampaikannya itu adalah sebuah fakta yang tidak bisa terbantahkan apalagi ini juga mempertaruhkan namanya secara pribadi dan keluarganya. Dirinya tidak mau malu jika yang dikejarnya hanya rating atau popularitas semata. El hanya ingin masyarakat NTT sadar diri bahwa menjadi dirinya itu sulit. Dirinya tidak mau ada masyarakat yang bernasib sama. Tidak heran jika dalam video tersebut dirinya berkali-kali mengingatkan masyarakat NTT untuk mematuhi apa yang sudah ditetapkan pemerintah. Iya el yakin penyampaian pesan dengan youtubenya itu bisa membantu dan sejauh ini kelihatan dampaknya. Bukan sekedar dari jumlah penontonnya yang naik drastis ataupun subscribernya tetapi lebih daripada itu, pesan El mampu membuka mata masyarakat NTT untuk tetap waspada dan hati-hati dengan virus yang satu ini.
Ada Pesan Tersirat Yang Tidak Tersampaikan
Lebih jauh, content youtube dengan pengakuan dan klarifikasi El di satu sisi ingin meluruskan informasi yang simpar siur namun di sisi lain juga sedang menyuratkan pesan lain yang tidak tersampaikan secara langsung. Iya pesan kejujuran bagi masyarakat termasuk pemerintah sendiri. El tidak mau berlama-lama bersembunyi dibalik ketakutannya terhadap cemohaan masyarakat maupun kerasnya sanksi pemerintah. El tidak mau dibungkam karena rasa segan dan hormatnya sedang dirinya tahu dampak yang diberi virus ini jika dirinya tetap diam dan ogah mengakuinya. Sekali lagi, El tahu apa konsekuensinya dengan pilihan ini. Walaupun berat dirinya harus bisa melewatinya paling tidak kejujurannya itu bisa sedikit membantu mereka yang lain yang merasa virus ini sulit masuk NTT sekaligus memberikan contoh bagi masyarakat dan pemerintah untuk jujur dengan situasi yang ada. Iya el di titik ini adalah tokoh sentral NTT yang telah mengajarkan banyak hal buat kita lewat media Youtubenya. Tidak sekali tapi berulang-ulang kali. El layak disebut pahlawan bukan karena menentang penjajah tetapi pahlawan kemanusian yang masih mengingatkan orang lain sedang dirinya sedang 'sakit'. El manusia dengan mental baja telah terlatih untuk mengatakan a jika a dan mengatakan b jika b perlu diteladani walaupun dia bukan pejabat besar. Dia adalah pahlawan saya, anda dan kita semua. El adalah Kita, karena kita satu NTT. NTT kuat lawan covid 19